Ia juga mengucapkan terimakasih kepada Tim SAR gabungan, Pemerintah Banyumas, dan Pemerintah Kabupaten Bogor yang telah berupaya untuk melakukan pencarian kepada para korban meskipun hasil yang didapat tidak sesuai dengan harapan keluarga.
"Kami mengikuti prosedur aja, keluarga sudah mengikhlaskan," pungkasnya.
Tahu Resiko
Usman Sugalih memang tak ada di dalam lubang tambang saat peristiwa terjadi.
"Saya sift siang, pukul 17.00 WIB saya keluar, pukul 20.00 WIB itu malem rabu pada masuk delapan orang itu. dua jam kemudian saya dapet info ada yang bocor ke lubang orang Bogor," ujarnya kepada wartawan, Rabu (2/8/2023).
Setelah mendapat kabar tersebut ia berupaya menyelamatkan rekan-rekannya, akan tetapi air begitu cepat menggenangi lubang yang memiliki kedalaman 60 hingga 70 meter itu.
Baca juga: 8 Warga Bogor Terkubur Hidup-hidup di Banyumas, Mantan Gurandi Ungkap Angkernya Sumur Tambang Emas
"Saya cek ternyata betul di kedalaman 25 meter itu air sangat gede banget, dan saya ingin menolong rekan-rekan di dalam sangat tidak memungkinkan, akhirnya saya naik ke atas sekian menit air itu masuk ke sumuran pertama," terangnya.
Kejadian kelam itu sungguh diluar dugaannya.
Usman Sugalih tak menyangka rekan-rekan seprofesinya kini telah tiada.
Terkubur di dalam lubang tambang emas untuk selama-lamanya.
Ia mengaku segala resiko menjadi penambang emas sudah tergambar dibenaknya.
Akan tetapi segala rasa takut itu kalah dengan tekad yang bulat untuk mencari nafkah.
"Kalau resiko mah udah tau, kalau musibah kan engga ada yang tau mau dimana juga. Harapannya kan pulang semua, berhasil semua," katanya.
Memori itu masih teringat jelas di dalam otaknya. Bahkan ia mengaku bersedia beralih profesi apabila ada tawaran pekerjaan lain.
"Selain nambang saya mau kerja nyangkul juga siap saya kalau ada mah, demi mencukupi istilahnya buat makan dan jajan anak. Petani juga siap, karena saya dilahirkan dari anak seorang petani," ucapnya. (TribunnewsBogor.co)