Menurut dia, data tersebut menunjukkan bahwa masyarakat sudah mulai terbiasa dan mau melakukan pendataan di pangkalan elpiji. Ia berharap tahapan pendataan dapat diselesaikan tepat waktu. "Seluruh pendataan dan masuk ke sistem digitalisasi ini diharapkan selesai di Q3 (Juli-September) tahun 2023," ucapnya.
Sisa kuota
Adapun, Kementerian ESDM mengungkapkan, sebanyak 58 persen kuota elpiji subsidi telah didistribusikan ke masyarakat per 31 Juli 2023. Dengan demikian, kuota elpiji melon hingga akhir tahun ini tersisa 42 persen, atau 3,36 juta metrik ton (MT), dari kuota yang ditetapkan pemerintah untuk 2023 sekitar 8 juta MT.
"Untuk konsumsi hingga akhir tahun ini betul-betul kami memantau. Untuk per 31 Juli 2023 (kuota yang tersalurkan) 58 persen dari kuota," ucap Tutuka.
Sementara, Pertamina memastikan ketahanan stok LPG secara nasional dalam keadaan aman, baik elpiji subsidi maupun nonsubsidi, yakni berada di angka keamanan hingga 14 hari ke depan.
Direktur Logistik & Infrastruktur Pertamina, Alfian Nasution menyatakan, perseroan akan terus menjaga stok elpiji di kisaran angka 14-15 hari ke depan. "Dari sisi kesiapan stok yang telah dilakukan, bahwasanya stok elpiji berkisar 14 hari, dan ini cukup aman. Prognosa kami sampai akhir tahun akan menjaga stok di 14-15 hari," jelasnya.
Ia menuturkan, pada Juli 2023 terjadi peningkatan pembelian elpiji di sejumlah wilayah. Volume penjualan secara nasional tercatat berada di angka 690.000 MT, atau meningkat 5 persen dari bulan sebelumnya.
Peningkatan itu diakibatkan adanya perayaan hari libur nasional pada Juli 2023, sehingga berdampak kepada distribusi elpiji bersubsidi di sejumlah daerah.
"Jadi pasokan yang kami lakukan di bulan Juli pada dasarnya sudah ditambah. Ketahanan stok akan kami lakukan dengan cara baik produksi di dalam negeri maupun impor. Saya yakin akan ada di posisi 14-15 hari," terangnya. (Kompas.com/Haryanti Puspa Sari/Kontan/Arfyana Citra Rahayu)