"Tes DNA dilakukan dua bulan yang lalu.
Hasilnya, antara ibu dan anak berbeda.
Sampel A dan sampel B itu berbeda.
Jadi secara saintifik sudah jelas ini (bayinya tertukar)," terangnya.
Hingga kini, pihak keluarga belum mendapat kepastian mengenai keberadaan bayi mereka yang tertukar selama setahun.
Pihaknya bahkan sudah mendatangi rumah sakit tersebut.
Namun, tak ada jawaban yang memuaskan karena pihak rumah sakit juga kebingungan mencari keberadaan bayi kandungnya.
Pihak orangtua yang dicurigai pun menolak untuk melakukan tes DNA.
"Yang kita praduga karena nama ibu itu ada di gelang bayi kami.
Karena gelang tertukar, muncul kecurigaan ya nama ibu itu.
Kita minta tes DNA dia enggak mau.
Jadi selama setahun klien kami menyusui bayi yang berbeda," ujarnya.
Rusdy mengatakan, bersama kliennya melaporkan pihak rumah sakit ke unit PPA Polres Bogor.
"Laporannya ya rumah sakit.
Pihak yang bertanggung jawab.