Mereka dieksekusi secara terbuka di depan gerbang Kuil Najenzi di Kyoto, Goemon ditempatkan pada kuali dengan minyak yang mendidih bersama putranya yang masih kecil, yang ia angkat setinggi-tingginya.
Meskipun Goemon mati dalam peristiwa yang merikan, kisahnya tetap bertahan dan populer sejak Zaman Edo hingga seterusnya. Ada sebuah puisi perpisahan yang dibuat Goemon sebelum dieksekusi.
"Bahkan jika pasir di sungan dan pantai habis, benih pencuri tidak akan pernah mati."
(*)