TRIBUNJATENG.COM, KLATEN (22/07/2023)- Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan sebuah kondisi medis di mana inidividu mengalami tekanan darah meningkat di atas normal, yaitu 140/90 mmHg dan dapat mengalami risiko kesakitan (morbiditas) bahkan kematian (mortalitas).
Berdasarkan hasil survei di Desa Bendo, Kecamatan Pedan, Kabupaten Klaten melalui kegiatan Posyandu mendapati hasil bahwa tekanan darah pada warga setempat, terkhusus yang berusia 40 tahun ke atas, berada dalam kondisi hipertensi.
Setelah melakukan wawancara dengan kader Posyandu setempat, diketahui bahwa penyebab utama dari hipertensi yang dialami adalah stres dan kesibukan bekerja.
Sebagai bentuk usaha membantu para warga dalam melakukan manajemen stresnya, mahasiswa Tim 2 KKN Universitas Diponegoro tahun 2023 menyelenggarakan program Pelatihan Manajemen Stres dengan Teknik Deep Breathing.
Partisipan dari program ini adalah perwakilan dari seluruh kelompok PKK (Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga) di Desa Bendo.
Program ini dihadiri pula oleh perangkat Desa Bendo bidang Pelayanan Masyarakat dan Bidan setempat.
Teknik Deep Breathing merupakan relaksasi yang dilakukan secara sadar untuk mengatur pernapasan secara dalam dan lambat.
Terapi relaksasi banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari untuk dapat mengatasi berbagai masalah, misalnya stres, tekanan darah, suasana hati, ketegangan otot, nyeri gangguan pernapasan, dan lain-lain.
Pelatihan ini dimulai dengan membangun interaksi yang hangat dengan partisipan agar selama keberjalanan program tetap merasa nyaman.
Kemudian, mahasiswa penyelenggara menjelaskan terlebih dahulu terkait permasalahan hipertensi dan teknik Deep Breathing.
Setelah itu, kegiatan dilanjut dengan melatih para partisipan terkait langkah-langkah melakukan relaksasi tersebut sekaligus praktik bersama.
Partisipan diarahkan untuk mengatur posisi duduk senyaman mungkin.
Teknik relaksasi ini dapat dengan mudah dipraktikkan di mana saja, karena inti dari teknik relaksasi pernapasan ini adalah menarik napas secara perlahan dan dalam, menahan napas sejenak, lalu menghembuskan napas secara perlahan.
Untuk mendapatkan hasil yang optimal, partisipan diminta untuk melakukan latihan Deep Breathing sebanyak dua kali sehari, yaitu pada pagi dan sore hari dengan frekuensi pernapasan sebanyak 6 kali per menit selama 15 menit.
Seluruh partisipan diberikan leaflet sebagai bekal panduan yang dapat diakses kembali setelah agenda.