"Saat menyerang korban saya kondisi sadar, tidak mabuk," ucapnya.
Mendapatkan serangan cukup telak dari dua tersangka membuat korban kalang kabut sehingga memilih kabur dengan cara berlari.
Apalagi di lokasi perkelahian pertama, korban mendapatkan luka cukup parah di bagian kening kepala.
Dua tersangka tak begitu saja melepaskan korban.
Dengan sepeda motornya mereka mengejar korban yang terus berlari ke arah jalan Saputan Raya.
"Di dekat angkot terakhir saya mengajar korban, enggak tahu kondisinya sampai meninggal," paparnya.
Agus Gendang mengatakan, alasan menyerang duluan karena korban mengancam saudaranya.
Ia pun tahu karakter korban yang suka mengamuk.
Ketika disinggung korban lebih dari satu, ia mengaku, dua korban lainnya ikut memukulnya sehingga dibalas.
"Saya antisipasi jadi duluan nyerang. Habis itu ada yang pukul dari belakang, saya bales," katanya.
Ia sempat lari ke Kabupaten Cirebon malam itu juga selepas kejadian.
Namun , ia memilih menyerahkan diri pada Jumat 11 Agustus sekira pukul 06.00.
"Saya menyesal sehingga tidak mau masalah ini berlarut-larut. Saya memang kabur ke Cirebon tidak ada tujuan bingung. Narto enggak tahu habis kejadian kami berpisah," tuturnya.
Menurut Kasatreskrim Polrestabes Semarang AKBP Donny Lumbantoruan, tersangka Narto masih diburu.
Ia berharap tersangka segera menyerahkan diri.