TRIBUNJATENG.COM - Anak seorang juru parkir bernama Choirul Anam bisa kuliah S3 di luar negeri.
Walaupun keluarganya berada dalam ekonomi yang kekurangan, tapi mimpinya untuk sekolah setinggi-tingginy sangat besar.
Choirul Anam bahkan bisa menuntaskan pendidikan doktoralnya kurang dari 4 tahun.
Baca juga: Penampakan Kuala Kencana Kota Modern di Indonesia Mirip Luar Negeri, Bukan di Jawa Tapi di Papua
Diketahui, Anam dapat menyelesaikan studi PhD di bidang public policy dalam rentang waktu 3 tahun 4 bulan saja di Charles University, Praha, Ceko, pada Februari 2023.
Kini, Anam juga memperoleh tawaran kolaborasi riset dari Arizona State University, USA dan St. Andrews University, Scotlandia dari Supervisornya untuk memperdalam risetnya di bidang desentralisasi fiskal dan kemiskinan.
Tawaran dari dua kampus yang memiliki reputasi terbaik di dunia di bidang riset ini tentu juga jadi kebanggaan bagi dia.
Adapun risetnya tentang Dana Desa di Eropa mendorongnya menjadi salah satu peneliti Dana Desa terbaik yang dimiliki Indonesia.
Disertasi yang berhasil membawanya mendapat gelar PhD di kampus tertua di Eropa Tengah ini, mendapat pujian banyak Professor di Eropa.
Prof. Frantisek Ochrana sebagai senior Professor di Faculty of Social Science mengatakan bahwa Anam merupakan salah satu mahasiswa terbaiknya yang menyelesaikan berbagai tantangan dalam studi PhD-nya.
Sedang supervisornya, Prof. Michal Placek bahkan memberi pujian yang tinggi karena dedikasi Anam dalam meneliti dan memberikan kontribusi untuk Indonesia sangat besar.
Bahkan kelulusannya dalam waktu sangat cepat mendapat pujian dari Prof. Arnold Vesely sebagai suatu yang "extremely unusual" mengingat tidak mudah dapat lulus dengan sangat cepat dikampus yang kompetitif di Eropa.
Apalagi jika dilihat dari latar belakangnya, Anam bukanlah lahir dari keluarga kaya raya.
Bahkan Ayahnya pernah menjadi juru parkir di parkiran Universitas Jayabaya Jakarta tahun 1986-1987 dan di Bekasi tahun 1987-1990.
Selama 5 tahun menjadi juru parkir, Alm. Moch Sahlun ayahnya kala itu hanya mampu menempati rumah kontrakan dengan ukuran 2x3 meter bersama Anam kecil dan keluarganya.
Dikala itu, listrik hanya hidup 11 jam dari jam 6 malam dan akan mati jam 5 pagi.