TRIBUNJATENG.COM,SEMARANG - Berikut ini video Kembali ke NKRI, Napiter Eks Jaringan JAD Bebas dari Lapas Perempuan Semarang
Narapidana terorisme (Napiter) Lapas Perempuan Kelas II A Semarang, Nur Ainun (23) akhirnya dapat menghirup udara bebas, Jumat (25/8/2023) siang.
Ibu tiga anak ini keluar dari lapas membawa tas ransel besar.
Ia melangkah bergegas meninggalkan tempat singgahnya selama 10 bulan terakhir.
Perempuan ber-niqab ini hendak meninggalkan kota Semarang untuk menuju ke kota asalnya Makassar melalui Bandar Udara Ahmad Yani dengan diantar petugas lapas menggunakan mobil hitam.
"Iya napiter Nur Ainun hari ini bebas setelah mendapatkan remisi total selama 6 bulan," papar Kepala Lembaga Pemasyarakatan Perempuan (LPP) Kelas II A Semarang, Kristiana Hambawani kepada Tribun.
Nur Ainun merupakan anggota jaringan teroris Jamaah Ansharut Daulah (JAD) cabang Makkasar.
Kelompok teroris tersebut erat kaitannya dengan mendiang gembong teroris asal Malaysia yakni Dr Azahari dan Noordin M Top.
Menurut Krisitiana, Nur Ainun merupakan napiter pindahan dari Polda Metro Jaya Jakarta.
Proses pemindahan Ainun dari Jakarta ke Semarang dilakukan pada Oktober 2022.
"Ainun sudah ikrar NKRI sehingga mendapatkan remisi," paparnya.
Ainun selama di balik jeruji besi juga berkelakuan baik, kooperatif dan berbaur dengan para warga binaan lainnya.
Ia aktif mengikuti kegiatan di lapas mulai dari kelompok kerja rajut, tata boga dan lainnya.
Bahkan, ia berkontribusi dalam terapi Grafologi yang berujung LPP kelas II A Semarang diganjar penghargaan dari Lembaga Prestasi Indonesia Dunia (Leprid) pekan lalu.
"Anaknya aktif sekali sudah kayak anak sendiri sampai lupa kalau dia teroris," ucap Kristiana.
Perilaku baik Ainun selama di penjara akhirnya mendapatkan remisi sebanyak tiga kali yakni remisi kemerdekaan RI Indonesia di tahun 2022 dan 2023 serta remisi hari raya idul Fitri 2023.
"Sebenarnya dia keluar nanti di bulan November 2023," tuturnya.
Kepulangan Ainun ke Makassar tidak ada pihak keluarga yang menjemput.
Sebab, kabarnya keluarga lainnya juga banyak ditangkap polisi dalam kasus serupa.
"Kita antar ke bandara Ahmad Yani Semarang, nanti selanjutnya diurus Densus 88 dan BNPT untuk kepulangan ke Makassar," bebernya.
Ia menambahkan, kepulangan Ainun menjadi kloter terakhir napiter perempuan di lapasnya.
Sebelumnya ada tiga napiter yang berada di lapas tersebut.
Selama menangani tiga napiter tidak ada perbedaan perlakuan antar warga binaan.
"Kami tidak pandang bulu, apapun tindak pidananya semua diperlakukan sama berdasarkan asesmen yang dilakukan Bapas maupun kami baik asesmen awal maupun bakat minat," tandasnya. (iwn)