Namun, parahnya luka yang dialaminya akhirnya memaksanya keluar dari persembunyiannya dan mencari bantuan dari penduduk setempat.
Anehnya, dia menolak perawatan di rumah sakit karena takut akan jarum suntik.
Petugas polisi yangmengejar Samroeng, akhirnya menemukan dan menangkapnya.
Menyadari parahnya luka-lukanya, mereka segera membawanya ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan medis darurat.
Setelah kondisinya membaik, mereka mulai menanyainya mengenai kejahatan keji tersebut.
Tetangga menceritakan bahwa Fah dan Samroeng telah menjalin hubungan selama lebih dari satu dekade sebelum Fah membuat keputusan sulit untuk mengakhiri hubungan karena Samroeng kecanduan narkoba.
Terlepas dari upayanya untuk memenangkan hati Fah kembali, Samroeng tetap terjerat oleh kebiasaan narkoba, yang pada akhirnya mendorong Fah untuk menceraikannya.
Motif di balik tindakan Samroeng yang mengerikan itu diyakini karena kebenciannya yang mendalam terhadap kekasih baru Fah, Jakkafan, yang sudah lama tinggal di rumah Fah.
Situasi ini memperparah rasa cemburu dan frustasi Samroeng yang berujung pada aksi kekerasan yang mengejutkan.
Kasus serupa juga terjadi di tempat lain, beberapa waktu lalu.
Kasus suami tega membakar istri dan anak perempuannya hidup-hidup bermotif cemburu buta.
Hal itu terungkap, usai pelaku, Adi Susanto (31) warga Desa Tanjung Rejo, Kecamatan Tongas, Kabupaten Probolinggo menjalani pemeriksaan di Polresta Probolinggo.
"Pertengkaran antara pelaku dan korban berujung pembakaran lantaran keduanya saling cemburu. Di mana si korban berselingkuh dengan laki-laki lain," kata Kapolresta Probolinggo AKBP RM Jauhari, Kamis (30/9).
Jauhari menyebut, dari hasil pemeriksaan, pelaku dan korban menikah siri setahun lalu.
Berjalannya waktu, rumah tangga Adi dan istri sirinya, Siti Maimunah (31) warga Desa Alastlogo, Kecamatan Lekok, Kabupaten Pasuruan, berjalan tak harmonis. Keduanya kerap terlibat pertengkaran.