“Iyaaa, aku janji, akan datang dan main bersama kalian lagi,” kata Kuma gembira.
Hari sudah gelap. Kuma bergegas mengambil tasnya dan pulang ke rumah. Ibunya menyambut di depan pintu.
“Kuma, kamu pasti terlalu asyik bermain lagi! Ayahmu tadi menanyakanmu. Sekarang ayahmu sudah tidur. Ayoo, cepat makan sup, dan segera tidur, ya,” kata ibu Kuma.
Kuma kecewa karena tidak bisa memamerkan ikan hasil tangkapannya pada ayahnya. Kuma meletakkan tasnya di dapur lalu segera tidur.
Keesokah paginya, ketika terbangun, Kuma langsung melompat keluar dari kamarnya. “Ayah, aku punya kejutan untuk Ayah!” serunya.
“Mmm… apa yang kamu bawa?” tanya ayah Kuma.
Kuma berlari ke dapur dan mengambil tasnya. Ia baru sadar kalau tasnya ringan. Ia memeriksa isi tasnya dan sangat terkejut.
“Astagaaa… kenapa tasku kosong? Siapa yang ambil ikan-ikanku?”
Kuma segera berlari ke hutan. Ayah ibunya hanya menggelengkan kepala melihatnya. Di tengah jalan, Kuma berpapasan dengan tiga anak rubah adik Oksi.
“Ada apa, Kuma?” sapa ketiga anak rubah itu.
“Ada yang mencuri ikanku!”
“Wah…, siapa yang mencuri ikanmu?” tanya ketiga anak rubah itu heran.
“Eeeh, tunggu! Aku ingat! Kak Oksi kan sedang sakit. Katanya, ada tulang ikan tersangkut di lehernya!” kata salah satu adik Oksi.
Kuma segera berlari ke rumah Oksi. Ketiga adik Oksi ikut berlari di belakangnya.
Di depan rumah Oksi, tampak Oksi sedang kesakitan sambil memegang lehernya. Kuma yang mau marah, jadi tidak tega. Ia segera menepuk punggung Oksi. BHUK! Seketika, tulang ikan keluar dari mulut Oksi.