Sedangkan ke korban perempuan dewasa, biasanya dengan modus mujahadah dengan cara bersetubuh.
"Hasil pemeriksaan kami para korban alami depresi kecemasan, trauma," jelasnya.
Pihaknya menyakini korban lebih banyak hanya saja banyak korban yang memilih diam. "Kami datangi beberapa korban tetapi mereka tidak bersedia takut ancaman, takut ketahuan oleh keluarganya," imbuhnya.
Mantan Jemaah Pondok Pesantren Hidayatul Hikmah Al kahfi Kota Semarang, Slamet Prihatin (56) mengatakan, pesantren tersebut berdiri sejak lima tahun lalu. "Ada dua di Rejosari Semarang Timur dan Lempongsari Gajahmungkur, informasinya pesantren tidak ada izinnya," tandasnya. (Iwn)