"Kalau soal trauma, menurutku bukan satu hal yang buruk."
"Tampaknya ada banyak kesadaran sehingga mereka merasa aman untuk terbuka dan berbagi pengalamannya di TikTok."
"Ketika ada orang yang mampu mengumpulkan keberanian untuk berbagi."
"Maka hal itu dapat memicu seluruh gerakan yang serupa," lanjut Meg.
Baca juga: Jatuhnya Aul dari Panggung Viral di TikTok, Nyaris Tertimpa Sound System, Begini Keadaannya Sekarang
Karakter generasi Z memang secara khusus cukup membuka diri tentang banyak hal, terutama pada masalah kesehatan mental.
Perubahan dan tren yang terjadi di media sosial saat ini pun dianggap menjadi salah satu langkah positif dalam mengelola kesehatan mental.
Meski, sebenarnya ada risiko lain terkait berbagi rasa sakit dan trauma di media sosial.
Mulai dari masalah privasi, keamanan berselancar di media sosial, hingga tindakan atau ancaman nyata yang mungkin bisa dialami Gen Z saat berbagi segalanya di media sosial.
"Banyak, terutama dari generasi saya (milenial) yang tumbuh menjadi dewasa dengan menyangkal pengalaman sendiri."
"Cenderung tumbuh dari generasi yang sering mengabaikan emosi, diminta untuk menahan diri daripada membagikannya keluar."
"Tapi Gen Z memulainya dengan menyadari respons trauma mereka," tutup Meg. (*)
Artikel ini telah tayang sebelumnya di Kompas.com berjudul TikTok Jadi Media Pelampiasan Trauma di Kalangan Gen Z
Baca juga: Petunjuk Temuan Polisi Terkait Jasad Kerangka Ibu dan Anak di Depok: Tulisan Berbahasa Inggris
Baca juga: Alasan Ini Erick Thohir Ngotot Menaturalisasi Jay Idzes, Pemain 23 Tahun Berkarir di Venezia
Baca juga: Buntut Kerusuhan Suporter Persija Jakarta Vs Persib Bandung, PSSI Tuntut Tanggung Jawab PT LIB
Baca juga: Kisah Williams dan Martin Gagal Nikah, Patah Hati Karena Kacaunya Penerbangan, Anak Ikut Bersedih