TRIBUNJATENG.COM, BLORA – Musim kemarau melanda di berbagai wilayah Indonesia tak terkecuali khususnya Blora.
Dampak El Nino ini, menyebabkan kekeringan di 125 desa yang tersebar di Kota Sate.
Namun, kondisi tersebut tak menyurutkan produksi Padi dan beberapa komoditas lainnya.
Dinas Pangan Pertanian Peternakan dan Perikanan (DP4) Kabupaten Blora sudah memprediksi serta mengantisipasi datangnya fenomena El Nino dengan cara membantu bantuan benih ke petani.
Kepala Bidang (Kabid) Tanaman Pangan, Hortikultura, Perkebunan Dan Peternakan, Rosalia Diah Erawati mengatakan, pihaknya telah memperkirakan dan mengantisipasi puncak kekeringan yang dirasakan hingga saat ini.
Antisipasi tersebut berupa benih padi dan pupuk.
‘’Untuk komoditas padi kami bantu seluas 1.943 hektar benih dan pupuk. kami sudah melaksanakan untuk pemberian bantuan dari pemerintah pusat mengatasi dampak El Nino yang puncaknya di Agustus hingga Oktober nanti,’’ tutur Rosalia Diah Erawati kepada trubunmuria.com, Selasa (12/9/2023).
Era sapaan akrabnya mengatakan, bantuan tersebut nantinya bermaksud untuk melakukan percepatan pertanaman.
Sehingga nanti kebutuhan pangan pokok seperti padi bisa tercukupi.
‘’Dengan begini puncak El Nino ini tidak jadi masalah bagi kami. Hasil panen padi hingga Juli yang masuk dalam data kami itu totalnya 589 ribu ton,’’ terang Era.
Menurutnya, wilayah Blora selatan menjadi penyuplai terbanyak dan stabil.
Wilayah tersebut meliputi Kecamatan Cepu, Kedungtuban, Kradenan, dan sebagian Randublatung itu yang masih aman.
‘’Karena wilayahnya dilewati bengawan solo dan juga ada beberapa titik sumur-sumur air di sana. Jadi tidak kesulitan air,’’ ujar Era.
Era menambahkan, di masa kemarau ini banyak petani di Blora yang menanam komoditas lain seperti tembakau dengan luasan 1.600 hektar.
Dirinya mengakui pemerintah juga melakukan stimulan untuk petani tembakau dengan bantuan pupuk.