Berita Viral

Fakta Video Viral Guru SMAN 1 Bergas Habus Make Up Siswi, Usai Covid Fenomena Dandanan Siswi Berubah

Penulis: Reza Gustav Pradana
Editor: muslimah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Tangkapan layar video viral guru di SMAN 1 Bergas Kabupaten Semarang menghapus mekap siswinya. (Istimewa)

TRIBUNJATENG.COM, UNGARAN - Berikut sejumlah fakta terkait kabar yang viral di media sosial yakni video seorang guru di SMAN 1 Bergas, Kabupaten Semarang menghapus mekap (make up) atau tata rias wajah siswinya di kelas.

Dalam beberapa waktu terakhir memang viral sejumlah tindakan yang dilakukan guru kepada siswi yang melanggar aturan.

Sebagai misal ada yang mencukur rambut siswi asal-asalan hingga mendapatkan kritik dari warganet.

Namun, video guru di SMAN 1 Bergas ini justri banyak mendapatkan dukungan.

Baca juga: Tahu Masuk ATM Ga Boleh Pakai Helm tapi Malah Pukuli Satpam yang Menegur, Ini Alasan Kapolsek Komodo

Baca juga: Peluncuran iPhone 15 Banjir Pujian Netizen, Dibanding-bandingkan dengan Huawei

Dalam video tersebut, seorang guru bernama Hani Puji Astuti tengah melakukan razia dan menghapus tata rias wajah siswinya menggunakan tisu.

Suasana dalam kelas tersebut tampak riang gembira, bahkan komentar-komentar di internet sebagian besarnya memuji guru dan pihak sekolah.

Perwakilan SMAN 1 Bergas, Kabupaten Semarang menjelaskan soal video viral guru yang menghapus mekap siswinya, Rabu (13/9/2023). (TRIBUN JATENG/REZA GUSTAV)

Terjadi tahun lalau

Humas SMAN 1 Bergas, Larasati Huri Saputri mengatakan bahwa pihaknya sering mengadakan agenda razia ketertiban murid-murid.

Peristiwa itu sendiri terjadi pada 2022 lalu.

Menurut dia, riasan wajah siswi di sana saat itu sudah berlebihan sehingga berpotensi mengganggu jalannya pelajaran di sekolahan.

“Karena sudah terlalu berlebihan dalam bermekap. Bahkan guru-guru sendiri kalah, ada beberapa guru yang mekap sekadarnya tapi kalau yang ini (siswi) over, begitu,” kata dia ketika ditemui Tribunjateng.com di SMAN 1 Bergas, Kabupaten Semarang, Rabu (13/9/2023).

Larasati menambahkan saat ini jumlah siswi yang riasan wajahnya berlebihan di sekolahannya sudah berkurang.

Meskipun demikian, pihak sekolahan sempat mendapat protes dari para murid karena anjuran dan peraturan tersebut.

“Alasannya karena pemeliharaan wajah. Ya boleh, kita kan menjaga penampilan tapi kan tidak harus berlebih,” imbuh Larasati.

Muncul Pasca Pandemi Covid

Sementara itu, Koordinator Satuan Tugas Pelaksana Pembinaan Kesiswaan (STP2K) SMAN 1 Bergas, Cipta Andy S mengungkapkan bahwa fenomena maraknya pelajar yang bermekap didasari masa pandemi Covid-19 sejak 2020 lalu.

Menurut dia, terjadi perubahan karakter peserta didik saat menjalani pendidikan di rumah dan terbawa pada aktivitas belajar di sekolah saat pasca pandemi.

“Habis dari Covid perubahannya luar biasa, dari SMP kemudian langsung masuk SMA. Setelah pemerintah memperbolehkan masyarakat tidak mengenakan masker, ternyata sebagian siswi yang masih mengenakan masker itu yang bermekap tebal,” jelas dia.

Andy menegaskan, razia itu merupakan bagian dari standarisasi pendidikan.

Hal-hal yang tidak perlu dan tidak menyangkut pelajaran akan dilarang.

Kosmetik yang masih diperbolehkan, lanjut dia, yaitu parfum atau minyak wangi.

Daftar tata tertib pun juga terpampang di dinding masing-masing kelas di sekolahan tersebut.

Seorang siswi kelas XII di sana, Nadia, berpendapat bahwa sebagai pelajar seharusnya tidak bermekap berlebihan.

Dia mengaku tidak pernah menggunakan mekap secara berlebihan. (*)

 

Berita Terkini