Berita Kudus

Komisi C DPRD Kudus Ajak Masyarakat Peduli Lingkungan dari Sampah

Penulis: Saiful Ma sum
Editor: Catur waskito Edy
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sejumlah warga bersama pegiat lingkungan menggelar aksi bersih-bersih Kali Gelis di Desa Ploso, Kecamatan Jati, Kabupaten Kudus, baru-baru ini.

TRIBUNJATENG.COM, KUDUS - Problematika sampah di Kabupaten Kudus saat ini menjadi persoalan cukup serius. 

Tingginya produksi sampah dari masyarakat Kota Kretek membuat daya tampung Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Tanjungrejo yang terletak di Kecamatan Jekulo overload. 

Saat ini, Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup (PKPLH) Kabupaten Kudus mencatat, jumlah sampah yang dibuang ke TPA mencapai 120 ton per hari.

Jumlah tersebut diperkirakan baru 60 persen dari total produksi sampah di Kota Kretek, sisanya dibuang ke sungai dan lahan-lahan kosong. 

Aksi buang sampah sembarangan di sungai justru memicu terjadinya bencana banjir saat musim hujan tiba.  

Sementara Pemerintah Kabupaten Kudus masih berupaya menangani persoalan sampah dengan pengadaan alat pemilahan dan pengolahan sampah, untuk menekan sampah yang dibuang ke TPA.

Ketua Komisi C DPRD Kabupaten Kudus, Rochim Sutopo mengatakan, persoalan sampah tidak bisa hanya ditangani pemerintah daerah saja. 

Perlu campur tangan masyarakat supaya bisa terselesaikan dari hulu sampai hilir. 

Dia mengatakan, produksi sampah bisa ditekan jika kesadaran masyarakat Kabupaten Kudus terkait penggunaan bahan baku yang menimbulkan sampah diminimalisir. Utamanya sampah jenis plastik. 

Perlu edukasi yang dilakukan terus menerus agar masyarakat sadar betul pentingnya mengurangi sampah. 

Politikus PAN itu menjelaskan, peran masyarakat sangat penting dalam hal memilah sampah langsung dari sumbernya. 

Sehingga bisa membantu pemerintah daerah dalam mengelola sampah organik dan anorganik yang dibawa ke TPA. 

"Persoalan sampah ini jadi tanggungjawab bersama. Pemerintah daerah dan masyarakat harus saling melengkapi. Semua punya peran untuk meminimalisir sampah dan memilahnya agar bisa diolah sesuai jenisnya," terangnya, Rabu (20/9/2023).

Selain itu, Rochim Sutopo menilai bahwa persoalan sampah yang dibuang ke sungai juga harus menjadi perhatian semua pihak. 

Jika semua itu dibiarkan, dapat memicu timbulnya bencana banjir saat musim hujan.

Halaman
12

Berita Terkini