Berita Kudus

Uniknya Gunungan Ampyang Maulid Kudus, Bahan Dasarnya Tetap Kerupuk, Ini Alasannya

Penulis: Rezanda Akbar D
Editor: Muhammad Olies
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Suasana Tradisi Ampyang Maulid di Desa Loram Kulon Kecamatan Jati Kabupaten Kudus. 

TRIBUNJATENG.COM, KUDUS — Kirab Ampyang Maulid di Desa Loram Kulon, Kecamatan Jati Kabupaten Kudus berlangsung meriah, Kamis (28/9/2023).

Beragam potensi desa ditampilkan dalam festival Kirab Ampyang Maulid.

Anak-anak hingga orang dewasa juga ikut tampil mengawal gunungan hasil bumi dengan mengenakan beragam kostum menarik.

Kostum-kostum yang dikenakan beragam. Mulai dari baju adat dari berbagai wilayah di Indonesia, kostum yang terbuat dari koran dan lainnya.

Peserta pawai festival berjalan dari lapangan Loram Wetan menuju Masjid Jami At Taqwa Loram Kulon yang berjarak sekitar 1 kilometer.

Baca juga: Mengintip Sejarah Dibalik Tradisi Ampyang Maulid di Loram Kulon

Baca juga: Hujan Es Terjadi Saat Ampyang Maulid, Warga : Semoga Pertanda Baik

Baca juga: Ampyang Maulid, Tradisi Peringatan Maulid Nabi di Kudus yang Ada Sejak Era Sultan Hadirin

Gunungan yang terbuat dari hasil bumi seperti nasi kepal, ampyang atau kerupuk, buah-buahan, sayur mayur dan jajanan juga turut diarak saat Kirab Ampyang Maulid.

Masyarakat yang mengikuti Tradisi Ampyang Maulid ini antusias berebut isi gunungan tersebut.

Seluruh gunungan yang diarak ludes diperebutkan warga.

Ketua Takmir Masjid Jami At Taqwa Desa Loram Kulon, Afroh Amaludin, mengatakan bahwa adanya tradisi Ampyang Maulid ini adalah media dakwah.

"Yang membedakan dulu untuk mengislamkan masyarakat. Seiring waktu masyarakat banyak yang sudah menjadi Islam maka bergeser menjadi wadah untuk bersedekah," katanya.

Terkait bentuk gunungan yang diarak, kata Amaludin tidak menghilangkan bahan pokoknya yakni kerupuk.

Lantaran dahulu kerupuk adalah makanan yang paling mudah untuk didapatkan masyarakat.

"Walau ekonomi masyarakat minim mereka tetap bersosialisasi dan bersedekah dan juga memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad," jelasnya.

Dia mengatakan Kirab Ampyang Maulid diikuti peserta dari beberapa kelompok.

Mulai dari paskibra, parade tokoh berjasa berdirinya Loram Kulon, parade musala, hingga barisan lembaga Desa Loram Kulon dan Wetan.

"Saya perkirakan parade ini diikuti sekitar seribuan orang," ucapnya.

Pj Bupati Kudus Bergas Catursasi Penanggungan, mengaku bersyukur tradisi Ampyang Maulid masih dilestarikan warga Loram sampai sekarang. 

Dia berharap rangkaian Ampyang Maulid bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

"Ini adalah wujud dari memperingati lahirnya Nabi Muhammad dan ini menjadi hal baik, kekuatan kita bangsa Indonesia terus berkarya harapan kami nanti dikembangkan dan menjadi lebih menarik," katanya. (Rad)

 

Berita Terkini