Untuk rekayasa lalu lintas pun, pihaknya masih melakukan kajian dengan pihak-pihak terkait. Pasalnya, terdapat empat area di sana yang akan digunakan untuk fondasi.
“Nanti posisinya untuk pekerjaan pondasi jembatan layang akan menggunakan area existing. Berdasarkan rapat koordinasi pihak terkait, pengguna jalan yang keluar dari Gerbang Tol Bawen di arahkan ke jalan menuju salatiga. Namun hal tersebut masih dalam proses pengkajian,” kata Sudaryono.
Sementara itu, pemberitaan sebelumnya, Bupati Semarang, Ngesti Nugraha mengatakan bahwa semua pihak harus bekerja sesuai aturan yang ada. Hal ini juga sesuai dengan permintaan percepatan pembangunan Tol Yogya-Bawen tersebut.
“Artinya normatif, jangan sampai ada yang bermain terkait pembebasan tanah dan semua harus clear. Dari pihak Trans Marga Jateng (TMJ) dan pejabat pembuat komitmen (PPK) menyampaikan intinya mulai adanya persiapan upaya percepatan untuk pembangunannya,” kata Ngesti, Senin (14/8) lalu.
Dia menambahkan, tanah aset Pemkab Semarang yang sudah terbebaskan sekitar 11 bidang dengan nilai sekitar Rp 15 miliar.
Kasubag Administrasi Wilayah Bagian Tata Pemerintahan Setda Kabupaten Semarang, Zaenal Arifin mengungkapkan, jalur tol akan menyeberangi Jalan Slamet Riyadi atau Jalur Semarang-Solo menggunakan jembatan layang menuju dekat Kantor Kelurahan Bawen hingga ke arah Ambarawa. Menurut dia, sesuai permintaan dari pemerintah pusat, pengerjaan jembatan layang itu diharuskan sudah selesai sebelum masa mudik Lebaran 2023.
Hal itu untuk mengantisipasi adanya kemacetan lalu lintas di Jalur Semarang-Solo akibat pembangunan jembatan layang, mengingat Exit Tol Bawen kerap menjadi simpul kepadatan lalu lintas tiap masa mudik Lebaran. “Kalau (jembatan layang) digunakan kemungkinan masih belum, tapi proyeknya yang sudah harus selesai,” pungkas dia.(rez)