Kecelakaan Maut di Bawen

Beda Nasib Sopir dan Pemilik Truk Rem Blong Kecelakaan Maut Exit Tol Bawen, Djoko Tantang Polisi

Editor: rival al manaf
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Tangkapan layar video kecelakaan terjadi di jalur Semarang-Solo, tepatnya di persimpangan exit tol Bawen, Bawen, Kabupaten Semarang pada Sabtu (23/9/2023) malam.

TRIBUNJATENG.COM - Beda nasib pemilik truk dan sopir truk yang terlibat kecelakaan maut di exit tol Bawen.

Seperti diketahui, sopir truk Agus Riyanto (44) ditetapkan sebagai tersangka dalam peristiwa kecelakaan beruntun tersebut.

Sementara itu dari pihak perusahaan atau pemilik truk belum ada yang ditetapkan tersangka.

Hal itu membuat Pengamat Transportasi, Djoko Setijowarno kemudian memberikan kritikan.

Baca juga: Jembatan Layang Akan Dibangun di Simpang Exit Tol Yogya-Bawen, Berikut Update Terkini

Baca juga: Jembatan Layang Tol Bawen-Yogya Dibangun di Area Exit Tol Bawen Kabupaten Semarang

Baca juga: Samsul Takut Lewati Turunan Exit Tol Bawen Semarang Karena Ada Makam Berseberangan

Ia mempertanyakan keputusan polisi yang sampai saat ini belum menetapkan tersangka kepada pengusaha truk yang menyebabkan kecelakaan maut di Bawen, Jawa Tengah.

Seperti diketahui, kecelakaan maut terjadi di Simpang Exit Tol Bawen terjadi pada Sabtu (23/9/2023) malam, atau sekitar pukul 18.30 WIB.

Kecelakaan beruntun yang bermula dari kondisi truk mengalami rem blong itu mengakibatkan tiga orang tewas dan puluhan orang mengalami luka-luka.

Belakangan, sopir truk Agus Riyanto (44) ditetapkan sebagai tersangka dalam peristiwa kecelakaan beruntun tersebut.

Djoko Setijowarno, Pakar Transportasi Unika Soegijapranata (tribunjateng/dok)

"Saya menantang polisi berani enggak, dia menjerat pelakunya apalagi itu sudah jelas sudah 7 tahun tidak KIR, keterlaluan."

"Yang salah bukan sopir, itu urusan perusahaan truk, bukan urusan sopir," jelasnya saat dikonfirmasi, Senin (2/10/2023).

Infomasi yang dia dapatkan, Surat Izin Mengemudi (SIM) sopir truk yang belum memenuhi standar peraturan perjalanan.

Djoko mempertanyakan kinerja perusahaan truk saat penyeleksian penerimaan sopir.

"Sopir kan hanya mengoperasikan, jika sopir hanya memiliki SIM A. Kenapa memperkerjakan sopir yang SIM A, itu enggak benar, "katanya.

Menurut Djoko, saat ini Indonesia tengah krisis sopir truk yang disebabkan karena kurang perhatian negara.

Padahal, sopir truk merupakan ujung tombak transportasi.

Halaman
12

Berita Terkini