Namun, polisi di Polsek tersebut sempat menyebutkan, meninggalnya DSA disebabkan penyakit lambung.
Akhirnya, Dimas memilih untuk melaporkan kasus dugaan penganiayaan tersebut ke Polrestabes Surabaya.
Sebab, dia percaya korban mendapatkan kekerasan dari kekasihnya hingga tewas.
“Karena kejanggalan itu kami lapor ke Polrestabes barulah ditindaklanjuti.
Banyak lebam-lebam di sekujur tubuh terutama di kaki, tangan, bahkan bekas ban di lengan kanan,” jelasnya.
Korban tinggalkan pesan
DSA, kata Dimas, sempat mengirimkan pesan suara kepada keluarganya, ketika mengalami kekerasan dari kekasihnya.
Korban pun terdengar menangis dalam kiriman audio tersebut.
"Voice note (pesan suara) korban saat dilakukan penganiayaan si RT ini kami ada," kata Dimas.
Pesan tersebut berisi suara korban yang masih tidak mengetahui alasan menerima penganiayaan.
Kuasa hukum berencana menyerahkan bukti itu, kepada pihak kepolisian:
"Memang tidak kami share dan tunjukan, sebelum proses hukum dijalani serius," jelasnya.
Selain itu, kata Dimas, korban juga sempat menghubungi keluarganya beberapa hari sebelum meninggal.
Dia mengaku tengah mengalami sakit di beberapa bagian tubuhnya.
"Korban sempat menghubungi keluarganya, tapi dengan alasan yang bersangkutan sakit.
Dan keluarganya tahu anaknya memar," ucapnya.
Sedangkan, korban sempat mengunggah sebuah video di akun TikTok miliknya, Selasa (3/10/2023), lalu.
Dalam postingan, korban tampak berbicara ke arah kamera.
"Cwe nya mati matian jaga hati buat cwo nya, eh cwo nya mati matian buat matiin cwe nya," tulis wanita itu dalam unggahanya. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Tewasnya Perempuan di Surabaya yang Diduga Dianiaya Anak Anggota DPR"
Baca juga: Diduga Keracunan Miras, Warga Kulon Progo Sakit Perut dan Mulut Berbusa Sebelum Tewas