Berita Pati

Mengenal Kak Rey, Wanita Ajari Anak-Anak Tunarungu di Pati Terampil Modelling dan Public Speaking

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pujisih Rekno Anjangsari alias Kak Rey (tengah) bersama anak-anak tunarungu didikannya berfoto bersama di lokasi ajang Bung Karno Fashion Street 2023 beberapa waktu lalu.

TRIBUNMURIA.COM, PATI - Sekelompok anak remaja tunarungu berkumpul di Gedung Juang Pati, Rabu (4/10/2023) sore hingga petang.

Dengan bahasa isyarat yang ekspresif dan penuh semangat, mereka bergantian tampil memperkenalkan diri dan menceritakan beberapa hal, mulai dari aktivitas sehari-hari hingga hobi mereka.

Mereka adalah anak-anak difabel tunarungu yang berada dalam bimbingan Pujisih Rekno Anjangsari (43), pemilik sekolah modelling dan public speaking D'Star Production.

Sudah sekira dua tahun belakangan, perempuan yang akrab disapa Kak Rey ini mengumpulkan anak-anak tunarungu dan mengajak mereka melatih diri agar lebih percaya diri di hadapan orang banyak.

Setiap Rabu, Jumat, dan Sabtu sore, Kak Rey mengajak anak-anak difabel berkumpul di Gedung Juang Pati, terutama untuk melatih kemampuan komunikasi mereka di hadapan orang banyak. Mereka bahkan juga diajari keterampilan modelling.

Pada Rabu (4/10/2023), belasan anak tunarungu bercerita di hadapan para pegiat UMKM di Pati. Bahkan ada di antara mereka yang berani unjuk karya menampilkan kain batik kreasinya.

"Sesuai softskill saya di bidang public speaking, personality development, dan modelling, saya ingin keilmuan saya ini bisa saya bagikan dengan orang yang membutuhkan," kata perempuan asal Desa/Kecamatan Trangkil, Pati, ini.

Kak Rey menuturkan, D'Star Production yang utamanya bergerak di bidang sekolah modelling dan public speaking sudah beroperasi sejak 2012. Adapun dia menaruh perhatian khusus pada anak-anak difabel sejak sekira dua tahun belakangan.

"Saya mengutamakan beberapa anak difabel, khususnya tunarungu. Umumnya mereka memiliki keterbatasan keseimbangan motorik dan otak kanan-kiri. Sehingga ketika ketemu orang mereka takut, tidak bisa bersosialisasi," kata dia.

Rey mengatakan, perkenalannya pada anak-anak "berkemampuan khusus" ini bermula dari komunitas di desanya, di mana dia, sebagai sukarelawan, diminta mengajari mereka.

"Karena saya dasarnya public speaker, saya tahu kekurangan anak tunarungu di mana. Mereka kemampuan kognitifnya tidak seimbang (antara otak) kanan dan kiri, karena kurang mendengar," ujar dia.

Awalnya, dirinya mendapat penolakan dari anak-anak difabel. Mereka takut-takut, tapi secara berangsur akhirnya menerimanya.

"Perlahan-lahan mereka seperti punya insting membedakan mana yang tulus dan tidak," ujar dia.

Merasa kegiatan di komunitas itu kurang optimal, Kak Rey akhirnya memutuskan membawa mereka ke "dunia luar".

"Alhamdulillah saya ketemu Pak Dandim dan kami diberi kesempatan memakai tempat ini (Gedung Juang) untuk berkumpul," ujar dia.

Jadilah, setiap Rabu, Jumat, dan Sabtu sore, Kak Rey bersama 15 anak tunarungu dan beberapa anak normal (nondisabilitas) berkumpul bersama untuk belajar pengembangan kepribadian dan keterampilan berkomunikasi.

Mereka juga belajar catwalk yang menurut Kak Rey bermanfaat untuk merangsang keseimbangan otak kanan-kiri.

Untuk melatih kepercayaan diri anak-anak asuhnya, Kak Rey juga kerap mengajak mereka tampil dalam ajang peragaan busana di berbagai daerah, di antaranya Pati, Kudus, Rembang dan Salatiga. 

Baru-baru ini, anak-anak asuh Kak Rey tampil dalam acara pemilihan duta budaya di Pendopo Kabupaten Pati, juga di ajang Bung Karno Fashion Street 2023 Salatiga.

Bahkan ada pula anak asuhnya yang menjadi finalis event modelling di Jakarta, yakni Senandung Ayesha Zulkha (14). Dia menjadi finalis ajang Man & Woman Trend Model Indonesia.

"Setiap Minggu pagi mereka juga saya kumpulkan untuk belajar mengeluarkan suara, melatih organ-organ yang berkaitan dengan suara. Mereka ini rata-rata awalnya tidak mengeluarkan suara, tidak pernah tahu suara seperti apa. Saya bantu dengan terapi yang saya tahu, mereka perlahan mulai bisa mengeluarkan suara," jelas dia.

Kak Rey meyakini, 15 anak tunarungu didikannya itu berpotensi untuk semakin lihai berkomunikasi layaknya orang normal. Apalagi, menurut dia, kebanyakan mereka tidak sepenuhnya tidak bisa mendengar.

"Mereka secara suara masih normal. Anak-anak di sini 15 orang hanya terbatas di pendengaran, itu pun ada yang 50 persen, 80 persen. Masih bisa sedikit mendengar. Ada harapan mereka bisa berkomunikasi seperti layaknya orang normal," tegas dia.

Dengan membiasakan anak tunarungu berkomunikasi secara langsung memakai suara dan mempelajari gerak bibir, Kak Rey yakin banyak manfaat yang mereka dapatkan. Terutama untuk membentuk kemandirian, kepercayaan diri, dan kestabilan emosi.

"Dengan membiasakan mereka bertemu dan berkomunikasi dengan orang yang berganti-ganti, mereka akan punya kemampuan, kemandirian, untuk memproteksi diri mereka sendiri, berani menghadapi keadaan apa pun dan siapa pun. Nantinya ke depan akan membantu kehidupan mereka layaknya orang normal," kata dia.

Kak Rey meyakini, jika anak-anak difabel "disembunyikan", hal itu justru membuat mereka tidak punya mentalitas mandiri. Padahal nanti ketika dewasa, mereka akan mengalami tantangan kehidupan yang sama seperti orang normal.

Di sisi lain, bagi anak-anak nondisabilitas, bersosialisasi dengan anak-anak "khusus" ini akan membuat mereka punya empati lebih. Serta memiliki kesadaran untuk tidak mendiskriminasi manusia lainnya.

Anak-anak didik Kak Rey berasal dari berbagai daerah di Pati, kebanyakan mereka bersekolah di Sekolah Luar Biasa (SLB), yang termuda masih duduk di kelas 5 SD. Kebanyakan duduk di bangku SMP.

Kak Rey mendorong agar selepas SMP mereka bisa masuk SMK untuk mengasah keterampilan. Saat ini, sudah ada tiga anak yang bersekolah di jurusan tata busana salah satu SMK Negeri di Pati.

"Target saya, semua anak ini bisa masuk SMK. Saya ingin mereka punya penghasilan dari tangannya sendiri dan atas usahanya sendiri, itu tujuan akhir saya," tegas dia. 

Aktivitas pembinaan anak disabilitas yang dilakukan Kak Rey juga mengundang kekaguman Bio Hadikesuma, tokoh konsultan bisnis yang ikut melihat kegiatan mereka di Gedung Juang Pati, Rabu (4/10/2023) petang.

"Aku kaget juga ketika Kak Rey bilang dia ada komunitas difabel. Selama ini aku juga aktif di pemberdayaan difabel. Melihat perjuangan Rey, menginspirasiku mengoneksikan mereka dengan anak didikku yang sudah bisa jadi komunikator. Ke depan akan kami coba fasilitasi," kata dia.

Lebih jauh, Bio berharap Kak Rey bisa membantu adik-adik difabel agar punya karya seni yang bisa "make money" untuk mendorong kemandirian mereka. (mzk)

Tags:

Berita Terkini