TRIBUNJATENG.COM - Presiden Joko Widodo membuka Rakernas Projo ke-6 di kompleks Senayan, Jakarta pada hari Sabtu (14/10) dengan menggema delapan kali dentingan gong.
Beberapa figur menyimpulkan bahwa ini adalah pesan dari Jokowi yang mendukung Prabowo Subianto dalam Pemilihan Presiden 2024. Salah satunya adalah Ketua Umum Projo, Budi Arie Setiadi.
"Kesabaran adalah kuncinya. Gongnya telah berdenting delapan kali, bukan sinyal sembarangan," kata Budi di kediaman Prabowo Subianto, Jakarta Selatan, pada Sabtu (14/10).
Baca juga: Menebak Kode Keras Jokowi Soal Sosok Capres yang Mudah Menyerah
Ketua Badan Pemenangan Pemilu Projo, Panel Barus, juga mengungkapkan pendapat serupa. Dia menganggap bahwa delapan dentingan gong yang dilakukan oleh Jokowi memiliki makna khusus.
"Ketika kita dengarkan bersama-sama, arahannya sangat jelas. Delapan dentingan gong itu," kata Panel Barus di kediaman Prabowo.
Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN), Zulkifli Hasan, juga memperhatikan Jokowi ketika ia memukul gong. Dia menghitung seberapa kali Jokowi memukul gong saat membuka acara tersebut. Namun, dia tidak mengaitkan tindakan tersebut dengan sosok tertentu.
"Saat tadi Bapak memukul gong untuk membuka Rapat Kerja Nasional yang ke-6 ini, saya juga merasa heran mengapa delapan kali," kata Zulhas.
"Kamu boleh menghitungnya sendiri, saya sudah menghitung dan memperhatikan dentingannya, delapan kali. Tapi kita tidak boleh terburu-buru menyimpulkan bahwa itu terkait dengan sosok tertentu, karena yang akan diumumkan nantinya tidak ada di sini," tambahnya.
Dalam konteks terpisah, Direktur Eksekutif Trias Politika Strategis, Agung Baskoro, menganggap bahwa tindakan Jokowi tersebut jelas-jelas merupakan dukungan kepada Prabowo.
"Pada titik ini, satu-satunya dukungan Presiden Jokowi mengalir kuat kepada Prabowo, terutama karena gong pembukaan acara Projo juga berdenting delapan kali, yang sangat identik dengan kode '08' yang melekat pada Prabowo," ujar Agung.
Agung juga memperhatikan pidato Jokowi ketika membuka Rapat Kerja Nasional Projo. Dalam pidato tersebut, Jokowi menyampaikan bahwa Indonesia membutuhkan pemimpin yang berani, mengingat tantangan yang semakin pelik, baik dari dalam maupun luar negeri. Oleh karena itu, diperlukan pemimpin yang berani dan berani menghadapi tantangan.
Agung menafsirkan bahwa pernyataan Jokowi tentang ciri-ciri pemimpin yang berani merujuk pada sosok Prabowo Subianto.
Senggol Prabowo, Ganjar atau Anies?
Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali memberikan isyarat mengenai arah dukungannya terhadap calon presiden (capres) yang mungkin akan datang.
Pada kesempatan terbarunya, Jokowi disebut telah memberikan isyarat mendukung Prabowo Subianto, yang merupakan bagian dari Koalisi Indonesia Maju (KIM), saat memberikan pidato di Rapat Kerja Nasional (Rakernas) VI Projo di Indonesia Arena, Kawasan Gelora Bung Karno (GBK), Senayan, Jakarta Pusat, pada Sabtu (14/10/2023).
Dalam momen tersebut, Jokowi, yang juga menjabat sebagai Dewan Pembina Projo, bertanya kepada para relawan Projo mengenai calon presiden yang akan mereka pilih pada Pemilihan Presiden 2024.
Ia lalu mengimbau relawan-relawan tersebut untuk tidak terburu-buru dalam membuat keputusan terkait Pemilihan Presiden 2024. Jokowi menekankan bahwa calon presiden yang akan mendapatkan dukungannya sebagai pemimpin Indonesia tidak hadir dalam acara tersebut.
"Jadi, kita tetap harus bersabar, ya? Tidak perlu memaksa saya untuk mengungkapkan pilihan hari ini, karena yang bersangkutan juga tidak berada di sini," ujar Jokowi dalam pidatonya pada hari Sabtu, seperti yang dilaporkan dalam siaran YouTube KompasTV.
Sebagai informasi, Prabowo tidak hadir pada pembukaan Rakernas tersebut. Ia secara resmi diumumkan sebagai calon presiden oleh Projo pada sore harinya, di kediaman Prabowo yang berada di Jalan Kertanegara, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
Selain Prabowo, dua calon presiden lainnya, yaitu Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan, juga tidak hadir dalam acara tersebut.