Berita Kabupaten Semarang

Desa Wisata Keji Ungaran Bangkit Lagi, Dimeriahkan Wono Sesaji Fair Hingga Kesenian Kuda Lumping

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kembang api dinyalakan untuk memeriahkan peluncuran Desa Wisata Keji dan Wono Sesaji Fair di lapangan Desa Keji, Kecamatan Ungaran Barat, Kabupaten Semarang, Minggu (15/10/2023) malam. Dalam Wono Sesaji Fair, digelar pasar wisata dengan berbagai macam jajanan tradisional

TRIBUNJATENG.COM, UNGARAN - Desa Wisata Keji di Kecamatan Ungaran Barat, Kabupaten Semarang mulai bangkit kembali.

Aktivitas di desa wisata tersebut sempat berhenti seiring pandemi Covid-19.

Kini, telah digelorakan konsep pasar wisata dengan penampilan kesenian budaya setiap Minggu Legi (kalender Jawa) di lapangan Dusun Setoyo desa tersebut.

Bertajuk Wono Sesaji Fair, yakni pasar wisata atau pasar tiban dengan berbagai macam jajanan tradisional, produk UMKM, hasil pertanian lokal, serta makanan dan minuman pada umumnya.

Para pengunjung nantinya juga akan disuguhkan penampilan kesenian tradisional dan budaya setiap pagelaran pasar tersebut.

Baca juga: Kemenparekraf Berikan Bantuan Pengembangan Usaha 5 Desa Wisata di Jateng

Baca juga: Patut Dicontoh! Desa Wisata Kandri Semarang Tak Pernah Kekeringan, Sumber Air Sangat Dijaga Warga

Pemerintah setempat bersama Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ekonomika dan Bisnis (BEM FEB) Unnes telah meluncurkan program Desa Wisata Keji pada Minggu (15/10/2023) malam.

Berbagai macam prosesi kebudayaan seperti kirab dan pertunjukan kesenian tarian kuda lumping dari Paguyuban Langen Budi Utomo dan Paguyuban Wahyu Turonggo Putro juga dilaksanakan di sana.

Menurut penuturan Bupati Semarang, Ngesti Nugraha, hadirnya Desa Wisata Keji menambah satu lagi desa wisata yang jumlahnya sempat turun drastis belakangan ini.

Orang nomor wahid di Kabupaten Semarang tersebut mengatakan bahwa tujuan lain konsep desa wisata yakni untuk mensejahterakan masyarakat setempat.

“Jadi destinasi wisata bisa bertambah dan perekonomian di Kabupaten Semarang bisa meningkat, harapan kami seperti itu,” kata Ngesti Nugraha kepada Tribunjateng.com.

Ngesti juga berterima kasih kepada FEB Unnes yang turut berkontribusi dalam kebangkitan Desa Wisata Keji.

Sementara itu, Dekan FEB Unnes, Prof Amir Mahmud mengatakan bahwa pembangunan desa wisata tersebut merupakan satu di antara Program Penguatan Kapasitas Organisasi Kemahasiswaan (PPK Ormawa) hibah dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) RI.

“Jadi bagaimana organisasi kemahasiswaan perguruan tinggi bisa berkontribusi secara nyata dalam pemberdayaan masyarakat desa,” ungkap dia.

Baca juga: Desa Japan Kudus Masuk 10 Besar Desa Wisata Terbaik di Jawa Tengah

Baca juga: Desa Wisata di Blora Mulai Bergeliat, Tercatat Sudah 18 Desa Wisata

Sebagai informasi tambahan, pagelaran pasar wisata dan penampilan kesenian itu dihadiri ratusan warga atau pengunjung.

Sebagian besar pengunjung tampak antusias menonton pertunjukan kuda lumping, mengikuti prosesi kirab, berebut gunungan makanan dan membeli jajanan di sana.

Seorang pengunjung, Tasniyati (48) mengatakan bahwa dirinya sempat memborong sejumlah jajanan di pasar wisata tersebut.

“Tadi saya membeli gablog dan tetek melek. Tetek melek itu jajanan tradisional dari bahan singkong yang ditumbuk halus dan diberi parutan kelapa,” kata dia. (*)


 

Berita Terkini