Bocil Semarang Tewas Tak Wajar

Jeritan Gadis Cilik Semarang yang Meninggal Tak Wajar, Malamnya Tim Inafis Gelar Olah TKP

Penulis: iwan Arifianto
Editor: muslimah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Warga mengangkat peti jenazah korban gadis cilik meninggal dunia tak wajar di Pandansari, Kelurahan Sawah Besar, Kecamatan Gayamsari, Rabu (18/10/2023). Mayat korban dimakamkan hari ini di TPU Karanganyar Semarang.

TRIBUNJATENG.COM,SEMARANG - Jeritan gadis cilik berinisial KSA (6) warga Pandansari, Sawah Besar, Gayamsari, Semarang.

Ia akhirnya menghembuskan nafas terakhir dunia di rumah sakit Panti Wilasa Citarum Semarang, Selasa (17/10/2023) sore.

Terungkap keseharian KSA selama ini.

Atas peristiwa meninggalnya KSA, polisi memeriksa ayah dan pamannya.

Baca juga: Nasib Artis Terlilit Utang: Bangkrut, Tinggal di Mobil dan Tolak Bantuan

Baca juga: Kiai hingga Komedian Terkenal akan Menyertai Mahfud MD ke KPU, Ini Daftarnya

Tim Inafis Polrestabes Semarang saat melakukan olah tempat kejadian perkara bocil perempuan meninggal dunia tak wajar di Kampung Tas Pandansari, Kelurahan Sawah Besar, Kecamatan Gayamsari, Selasa (17/10/2023) malam. (Polrestabes Semarang.)

Para tetangga korban sempat mendengar korban menjerit kesakitan pada Senin (16/10/2023) malam.

"Senin sore (16/10/2023) kondisi korban lemas dan digendong, malamnya terdengar jeritan (kesakitan) setahu saya begitu," ujar tetangga korban, Husen (32) , Rabu (18/10/2023).

Menurutnya, korban sakit hanya mau digendong dan duduk tetapi tidak mau jalan kaki. 

"Baru kemarin Selasa, korban sudah tidak mau duduk hanya tiduran," paparnya.

Selepas itu, barulah orang tuanya meminta tolong  Ketua RT 6 RW 2 Pandansari, Sawah besar, Gayamsari, Taryono (63), untuk mengantarkan korban ke rumah sakit.

"Korban itu jarang keluar rumah, keluar dari rumah paling sekolah sama ngaji," imbuh Husen.

Korban akhirnya di antar ke rumah sakit menggunakan sepeda motor oleh kedua orangtuanya pada Selasa (17/10/2023) sekira pukul 14.00 WIB.

Jarak rumah korban dengan rumah sakit dekat hanya menempuh perjalanan tak kurang dari 10 menit.

"Saya anter ke rumah sakit, hanya sampai pintu UGD, yang masuk kedua orangtuanya, 20 menit kemudian ayah korban keluar, kasih tahu korban tak tertolong," papar Taryono.

Taryono kemudian pulang untuk mempersiapkan proses pemakaman sewajarnya di kawasan perkampungan seperti memasang tratak, menggali liang lahat dan lainnya.

Namun, ternyata ia mendapatkan kabar jenazah korban dipindah ke RSUP Kariadi untuk diautopsi selepas mendapatkan persetujuan dari orangtuanya.

Halaman
123

Berita Terkini