TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Kuliner oyster atau tiram biasanya seafood dengan harga mahal dan lama dipesan baru siap saji. Tapi yang ini beda. Yenny Christano (65), warga Kedungmundu, Kota Semarang bisa sajikan oyster bakar dengan harga terjangkau.
Tenant yang baru buka September lalu, kini ramai pengunjung. Kerang Melet ini menawarkan hidangan laut oyster dengan harga sangat murah, hanya Rp 3.000 per satu keping tiram. Kalau mau coba menikmati, silakan berkunjung ke Jalan Kedungmundu No 136, Tandang, Kecamatan Tembalang, Kota Semarang.
"Ya, Mba. Tenant Kerang Melet ini baru dibuka dua bulan lalu. Oyster di sini dijual murah sekali, hanya tiga ribu per sajian, satu keeping tiram. Oleh karena itu, banyak pelanggan yang senang mencoba oyster dengan harga terjangkau. Rasa dan kualitas terjamin," kata Yenny Christano kepada Alifia Ahmad, mahasiswa Sastra Indonesia magang jurnalistik di Tribunjateng.com, Selasa (24/10/2023).
Menu yang ditawarkan oleh Kerang Melet pun banyak, dan harganya relatif murah. Satu porsi tiram bakal berukuran small seharga Rp 18.000, ukuran medium Rp 25.000. Menu yang paling best seller adalah tiram bakar sepanjang 1 meter, harganya hanya Rp 35.000.
"Adapun paket hemat berupa tiram bakar 1 meter, nasi 2 porsi, dan minum 2 gelas, seharga Rp 45.000. Apabila mau beli nasi dan minum terpisah, masing-masing Rp 4.000 dan Rp 3.000," tutur dia.
Tenant Kerang Melet buka mulai pukul 17.00 hingga habis. Kadang stok habis pukul 19.00 atau 21.00.
Yeni bercerita, sangat jarang pelaku usaha hidangan laut mematok harga yang sangat murah. Oleh karena itulah, ia membuka usaha kuliner Kerang Melet. Ia sangat ingin melihat wajah bahagia masyarakat ketika merasakan langsung kelezatan dari oyster, tanpa perlu merogoh kocek banyak.
"Usaha oyster ini terbilang jarang di Semarang. Maka saya memutuskan untuk membuka usaha tiram bakar dengan harga yang murah. Saya mencoba untuk seekonomis mungkin," ujarnya.
Yeni menjelaskan, bisa jualan menu seafood dengan harga terjangkau karena bahan beli langsung kepada nelayan. "Kami memilih oyster sangat teliti. Oyster yang digunakan hanya berasal dari laut yang terbebas polusi, zat kimia, dan sejenisnya. Hal ini menjadikan hidangan oyster tidak sekedar lezat, melainkan juga aman untuk dikonsumsi," terangnya.
Pasokan bahan baku yang diperoleh dari nelayan lokal di Semarang. Hal ini untuk memberdayakan komunitas nelayan setempat. Dalam satu hari, tenant Kerang Melet menyiapkan stok sebanyak 12 karung, per karung kira-kira 20 kilogram.
Dia bercerita cara masak agar enak lezat dan higienis. Pertama dibakar, dikukus kemudian dibumbui. Sehingga bumbu meresap tanpa mengurangi vitamin oyster itu sendiri.
"Oyster di sini dibakar karena lebih aman untuk kesehatan, dan lagipula masyarakat lebih menyukai makanan yang telah matang, digoreng, dibakar. Jadi, konsepnya itu dibakar, dikukus, lalu diberi bumbu. Dengan dibakar itu, bumbunya lebih meresap," kata Yenny.
Oyster yang dibakar tersebut menggunakan bumbu yang diracik secara eksklusif oleh Yeni. Yeni menjelaskan bahwa bumbu yang diresepkan, dan diolah sendiri adalah keunggulan tersendiri bagi Kerang Melet.
Hidangan oyster yang disuguhkan oleh Kerang Melet adalah varian tiram batu, yang menghadirkan potongan daging yang begitu tebal, dan lembut. Oysternya juga disajikan langsung di cangkangnya, jadi, masyarakat bisa merasakan sensasi laut yang menguak dari oyster tersebut.
"Sebenarnya banyak oyster yang layak dijual dan dikonsumsi, seperti tiram kapur, tiram batu, dan masih banyak lagi. Namun, yang dijual di sini lebih ke oyster jenis tiram batu karena dagingnya gemuk, lembut, dan lebih segar dibandingkan tiram lainnya," ucapnya.
Menurut Yenny, banyak pelanggan mengetahui tenant Kerang Melet ini dari media sosial, TikTok misalnya. "Pelanggan paling jauh dari Jakarta untuk sementara ini. Mereka ke sini karena tahu dari Tiktok. Mereka ingin sekali oyster yang bumbunya seperti di sini. Sewaktu mencoba oyster ini mereka senang karena bumbunya beda dari yang lain," jelasnya. Konon oyster tiram bagus juga untuk stamina pria. Mengandung protein, zinc, omega-3, vitamin B12, hingga zat besi. (Alifia Ahmad mahasiswa Undip magang Jurnalistik Tribunjateng.com)