Pemilu 2024

Pj Gubernur Jateng Instruksikan Deteksi Dini Potensi Permasalahan Pemilu

Penulis: budi susanto
Editor: Muhammad Olies
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pj Gubernur Jateng Nana Sudjana saat memimpin rapat koordinasi tentang keamanan wilayah di Solo beberapa waktu lalu.

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Pj Gubernur Jateng, Nana Sudjana meminta kepada jajaran Bakesbangpol mampu melakukan deteksi dini tehadap potensi permasalahan pemilu di wilayahnya.

Hal tersebut guna menciptakan iklim kondusif dan toleran jelang pemilu di Jateng.

Untuk itu Nana berujar deteksi dini harus betul-betul dilakukan.

“Harus pasang mata, pasang telinga dan harus punya jaringan, untuk melakukan deteksi dini,” katanya, Kamis (26/10/2023).

Melalui deteksi dini, ia berharap setiap ada riak-riak permasalahan maupun potensi konflik akan segera terselesaikan.

“Jangan nunggu besar. Jadi saya minta, sekecil apapun, segera diselesaikan," tegasnya.

Baca juga: Pemilu 2024, Pj Gubernur Jateng Bentuk Tim Khusus, Ini Tugasnya

Baca juga: Jelang Pemilu, Pemprov Jateng Genjot Perekaman e-KTP untuk Pemilih Pemula

Baca juga: Polda Jateng Intruksikan Polsek Latihan Sispam Mako: Antisipasi Serangan Teroris Selama Pemilu 2024

Dikatakan Nana, perangkat terkecil dalam masyarakat, seperti RT, RW, maupun pemerintah desa, bisa dijadikan kepanjangan tangan Kesbangpol untuk melihat situasi di bawah.

Oleh karena itu, jejaring sosialnya  harus diperluas, karena Kesbangpol tidak bisa bekerja sendiri.

Ia juga meminta stakeholder sesering mungkin melakukan koordinasi, seperti Bhabinkamtibmas, Babinsa, Kesbang, Dir-intel Kasat-intel, Pasintel di Kodim dan lainnya.

“Saya minta terus dilakukan koordinasi setiap ada masalah, sehingga bisa diselesaikan secara bersama-sama. Jadi, seluruh permasalahan sebesar apapun, seberat apapun, kalau kita sinergi, pasti ada langkah-langkah penyelesaiannya. Ada solusinya," tuturnya.

Terpisah Kapolda Jateng, Irjen Pol Ahmad Luthfi menambahkan, pesta demokrasi 2024 adalah pekerjaan yang tidak ringan.

Sebab, perhelatannya dilaksanakan serentak, dengan jumlah pemilih yang besar.

Menurutnya, setiap kontestasi politik, punya potensi konfliknya masing-masing. Maka, yang perlu dilakukan para penyelenggara pemilu beserta stakeholdernya adalah menekan terjadinya konflik, agar tidak berpotensi menjadi besar.

Untuk meredam konflik, terang Luthfi, Polda Jateng menyiapkan strategi cooling system. Dalam strategi ini, Polda Jateng membentuk kelompok Cipayung yang isinya kumpulan berbagai organisasi kemahasiswaan. Ketika terjadi konflik, anggota organisasi kemahasiswaan ini yang mengambil peran untuk mendinginkannya.

Selain membentuk kelompok Cipayung, Polda Jateng juga menggunakan strategi manajemen sosial. Dalam strategi ini, Polda menggandeng tokoh-tokoh masyarakat yang menjadi panutan masyarakat.

Halaman
12

Berita Terkini