“Hingga akhirnya, Panembahan Senapati mendapatkan ilham dan keberanian untuk mendirikan Kerajaan Mataram,” imbuhnya.
2. Petuah agar manusia tidak mudah menyerah
Mengutip dari laman Indonesia Travel, makna filosofis batik parang adalah nilai sekaligus petuah agar manusia tidak mudah menyerah terhadap segala yang terjadi dalam kehidupan.
Pola garisnya yang saling berkesinambungan menggambarkan konsistensi manusia dalam memperbaiki diri dari waktu ke waktu dan pantang menyerah untuk mencapai kesejahteraan.
Selain itu, motif batik parang upaya manusia terus memperbaiki hubungan dengan Tuhan, alam, maupun sesamanya.
3. Pedang para ksatria
Mengutip dari laman Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat, ada dua versi makna filosofis motif batik parang.
Versi pertama, motif ini berasal dari bentuk pedang para ksatria dan penguasa saat berperang. Ksatria yang mengenakan motif ini diyakini kekuatannya bisa berlipat ganda.
4. Ombak laut selatan
Versi lain mengatakan, motif batik parang ini diciptakan Panembahan Senapati saat mengamati gerak ombak laut Selatan yang menerpa karang di tepi pantai.
Jadi, pola garis lengkung pada motif batik parang bermakna ombak lautan yang menjadi pusat tenaga alam.
5. Lambang kekuasaan
Motif batik parang juga mengandung makna filosofis kedudukan raja. Komposisi miring pada motif batik parang ini, menjadi lambang kekuasaan, kebesaran, kewibawaan, dan kecepatan gerak.
Tidak boleh dipakai sembarangan
Beragam makna filosofis motif batik parang tersebut, membuat pemakaiannya terikat dengan aturan-aturan tertentu, sehingga tidak semua orang boleh memakainya atau disebut sebagai awisan dalem di Keraton Yogyakarta.