TRIBUNJATENG.COM, BANYUMAS - Mahalnya harga cabai di pasaran saat ini ternyata dampaknya tak begitu signifikan dirasakan para petani di Banyumas.
Pasalnya untung yang diraih petani kala harga cabai tinggi tidak begitu dirasakan.
Salah satu petani cabai bernama Kartam, dari Desa Karangsalam, Kecamatan Baturraden, Banyumas.
Baca juga: Kemarau Panjang Biaya Perawatan Tanaman Cabai Terlalu Mahal, Bikin Petani Rugi
mengaku tak begitu terdampak dengan mahalnya harga cabai di pasaran.
Sebab untung yang didapatnya sebagai petani juga tak begitu besar.
Menurut dia meskipun harga di pasaran tinggi namun harga jual dari petani juga naik tidak seberapa.
Selain itu modal menanam dan merawat tanaman cabai juga sudah mahal.
Belum lagi menurut Kartam hasil panen cabai saat ini tidak terlalu melimpah.
Pasalnya baik itu jenis cabai merah maupun cabai rawit merah banyak yang terkena penyakit busuk buah.
Sehingga hasil panen menurun drastis dan keuntungan juga tidak bisa maksimal.
"Dampaknya kalau busuk kaya gini, walaupun untung ya untung sedikit, tidak berpengaruh.
Kalau mahal tanamannya susah, tapi kalau murah gampang, melimpah.
Yang rusak kurang tahu, kadang-kadang lalat buah, seperti binatang kecil, kalau nempel busuk. Banyak yang busuk, ngurangin panen.
Tadinya hasilnya satu kilo sepohon sekarang paling-paling setengah kilo. Ada yang akhirnya tidak berbuah, karena rontok semua. Ongkosnya banyak. Satu pohonnya minimal Rp5 ribu, ongkos dari tanam sampai panen," jelasnya kepada Tribunbanyumas.com, Kamis (2/11/2023).
Kartam menyebut biasanya satu pohon cabai dapat menghasilkan satu kilogram cabai.