"Dengan adanya berita ini, kami sangat terpukul sekali," ungkapnya.
Korban yang berinisial CA (21) menurut Prof Murni dikenal memiliki kepribadian yang baik dan memiliki banyak teman serta sahabat.
Dia juga berada di kelompok 41, dimana pada Senin (6/11/2023) akan menjalani program coasistensi di divisi parasitologi, tetapi ditemukan meninggal pada Minggu (5/11/2023) pukul 05.30.
"Saya dapat beritanya dari keluarganya, bukan dari polisi."
"Katanya di rumah sakit (kamar jenazah) itu tidak ada siapa- siapanya."
"Cuma dua orang tante dan om."
"Kemudian satu dosen dari kampus, sedangkan yang lainnya tidak ada," lanjutnya.
Baca juga: Terkuak! Ini Sosok Pemilik Rumah Mewah Bak Istana Disney di Sidoarjo Jawa Timur
Baca juga: PSCS Cilacap Vs Deltras Sidoarjo Main Besok di Stadion Wijayakusuma, Tiket Khusus Pelajar Rp 25 Ribu
Korban Juga Asisten Dosen
Kiara Thana Kirana, mahasiswi FKH Unair Surabaya tak menyangka asisten dosennya, CA (21) meninggal dunia dalam keadaan tragis.
CA di lingkungan Fakultas Kedokteran Hewan Unair Surabaya dikenal sebagai sosok yang berprestasi.
Dia lulus kuliah dengan IPK 3,8 sehingga nyaris sempurna dalam prestasi perkuliahan.
Korban kemudian melanjutkan program koas.
Koas adalah program profesi yang harus dilakukan oleh mahasiswa jurusan kedokteran untuk mendapatkan gelar dokter.
"Setahu saya beliau angkatan 19."
"Kemudian sambil koas jadi asisten dosen mengajar mata kuliah patologi."
Baca tanpa iklan