TRIBUNJATENG.COM, SRAGEN - Curhatan Dwi Susilowati, guru SD Negeri 1 Cemeng di Kabupaten Sragen ini membuat pilu.
Perasaan dia sedang campur aduk.
Di satu sisi dia bangga terhadap anak didiknya yang kini sudah diangkat menjadi PPPK.
Namun di sisi lain, dia pun merasa iri karena sudah 19 tahun mengabdi menjadi guru, tak pernah bisa menjadi PPPK.
Sebagai guru honorer, Dwi pun meminta kebijakan pemerintah.
Dia meminta pemerintah juga melihat sisi pengabdian terhadap mereka yang akan diangkat atau mengikuti tes PPPK.
Baca juga: Pegawai Honorer di Instansi Pemerintah Resmi Dihapus 2024, Penataan Dibatasi Akhir Tahun Ini
Baca juga: Gaji Honorer Guru di Semarang Paling Tinggi se-Jawa Tengah, Pemkot Semarang Beri Segini
Cerita seorang guru di Kabupaten Sragen ini membuat terharu.
Sebab, belasan tahun dia mengajar sebagai guru honorer, statusnya tak pernah meningkat.
Malah, anak didik yang dia ajari kini sudah diangkat menjadi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).
Guru tersebut adalah Dwi Susilowati (51).
Dia guru di SD Negeri 1 Cemeng, Kabupaten Sragen.
Dwi merupakan guru honorer yang sudah mengabdi selama 19 tahun.
Sembari menangis, dia menceritakan pilunya menjalani profesi yang sangat mulia itu.
Di usia senjanya, Dwi Susilowati masih menanti kapan dia diangkat menjadi PPPK.
Dia pun harus menahan perasaan pedih sekaligus bangga, karena anak-anak didiknya sudah terlebih dahulu diangkat PPPK.
"Saya sudah wiyata bakti selama 19 tahun."
"Anak didik sekolah, murid saya sudah diangkat PPPK."
"Apa nggak sakit, sakit hati saya," kata Dwi Susilowati seperti dilansir dari TribunSolo.com, Rabu (8/11/2023).
"Masa ibu gurunya masih wiyata bakti, anak didik sudah diangkat PPPK," tambahnya.
Selain itu, Dwi juga merasa terbebani, ketika bersosialisasi dengan tetangganya.
Karena dia kerap ditanyai oleh para tetangga, kapan dia diangkat menjadi PPPK.
Baca juga: Disdik Sumedang Pecat Guru Olahraga Honorer yang Rudapaksa Murid Lelakinya
Baca juga: Viral Unggahan Slip Gaji Guru Honorer Sebesar Rp 285 Ribu Per Bulan: Alhamdulillah Wasyukurilah
"Selama 19 tahun wiyata bakti, sama tetangga-tetangga itu ditanya, sudah diangkat belum Bu?"
"Saya malu menceritakan," jelasnya.
"Malu karena setiap pagi berangkat, pulangnya sama, sama kayak PPPK dan PNS."
"Kalau ditanya belum diangkat kan malu jawabnya," tambahnya.
Pada tahun ini, pemerintah kembali membuka lowongan PPPK.
Namun, dia merasa kurang percaya diri.
Hal ini karena dia harus bersaing dengan peserta yang usianya jauh lebih muda dari dirinya.
Selain itu, peserta yang masih muda itu juga lebih terampil ketika mengerjakan tes berbasis komputer.
Untuk itu, dia meminta kepada pihak terkait agar masa pengabdian Dwi Susilowati selama 19 tahun ini dapat dipertimbangkan untuk mengikuti seleksi PPPK tahun ini.
"Untuk itu, kalau CAT mesti juga kalah sama anak-anak yang baru."
"Yang muda-muda dengan pengalaman kerja 3 tahun," kata dia.
"Untuk itu, saya meminta pertolongan, saya meminta belas kasihan," ujarnya. (*)
Artikel ini telah tayang di TribunSolo.com dengan judul Cerita Guru di Sragen, Belasan Tahun Jadi Honorer, Disalip Anak Didik Sudah Diangkat PPPK
Baca juga: Aksi Brutal HM Siswa SMK Bima, Wajah Gurunya Dibuat Lebam, Tak Terima Ditegur Saat Merokok di Kelas
Baca juga: Pahala Damaris Minta Maaf, Viral Anggota BNN Pukul Pengendara Motor Gunakan Pistol Berakhir Damai
Baca juga: Orangtua Siswa SD Korban Perundungan Tempuh Jalur Hukum, 3 Kali Mediasi Hasilnya Selalu Buntu
Baca juga: Viral Pahala Anggota BNN Pukul Pengendara Motor Gunakan Pistol di Jakarta, Begini Cerita Pemicunya