Penjabat (Pj) Bupati Kudus, Bergas Catursasi Penanggungan menerangkan, apel kesiapsiagaan bencana dilakukan sebagai bentuk pertanda kesiapan Pemerintah Kudus menghadapi peristiwa bencana yang mungkin saja terjadi ke depannya ketika musim penghujan tiba.
TNI polri hingga relawan sudah siap beserta sarana dan prasarana (sarpras) pendukungnya. Kuncinya bagaimana mengurangi dampak bencana korban jiwa dengan antisipasi lapangan real time yang harus dicapai secepat mungkin.
"Keterampilan dan kapasitas petugas sampai relawan sudah mumpuni, tinggal bagaimana mengembangkannya sampai ke tingkat desa," terangnya.
Bergas menyebut, maintenance sarpras harus dilakukan. Keberadaan relawan di wilayah-wilayah harus aktif menginformasikan segala hal yang terjadi, supaya penanganan bisa lebih cepat.
Sebagai Pj Bupati sekaligus Kepala Pelaksana Harian BPBD Provinsi Jawa Tengah, Bergas mendorong keberadaan destana sebagai satgas tangguh dan cepat respon terhadap bencana di tingkat desa.
Keberadaan destana menjadi penting dalam rangka memitigasi bencana. Sementara SDM dan sarpras di dalam destana harus dijaga dan dirawat dengan baik.
"Musim hidrometeorologi kemungkinan sampai awal tahun masih, November-Desember masa transisi dari kering ke basah, puncaknya sekitar Maret 2024. Kami sudah minta Dinas PKPLH untuk melakukan perimbasan pohon yang membahayakan. Nanti juga akan dilakukan pembangunan penanggulan oleh BBWS, dalam rangka pengendalian air, selter pompa penyedot air akan ditingkatkan," ucapnya. (ADV/SAM)