Korban KDRT biasanya kerap mendapatkan hinaan dan pelecehan sehingga merasa tidak berharga, yang juga berdampak pada harga dirinya
Mereka akhirnya tidak terbiasa memiliki kebebasan dan tidak mampu mengambil keputusan bahkan untuk meninggalkan hubungan penuh kekerasan itu.
Ada trauma yang dirasakan karena kerap didoktrin tidak mampu mengatur dirinya sendiri dan akan selalu membutuhkan pasangan, yang sebenarnya adalah pelaku KDRT.
Ketakutan tersebut selalu ada dan korban hidup di dunia yang penuh teror setiap hari.
Alasan praktis
Pelaku KDRT sering kali mengontrol setiap aspek kehidupan korbannya – sehingga mustahil untuk mendapatkan pekerjaan atau kemandirian finansial.
Dengan mengontrol akses terhadap uang, korban tidak mampu menghidupi diri mereka sendiri atau anak-anaknya.
Mereka mungkin takut anak-anak mereka dibawa pergi atau hidup terlantar sehingga tak mudah menerima bantuan yang ditawarkan pihak lain. (Kompas.com)