TRIBUNJATENG.COM - Teka-teki terkait identitas jasad perempuan muda yang dikubur dan dicor di kamar rumah di Desa Bacem, Kecamatan Ponggok, Kabupaten Blitar, akhirnya terkuak.
Jasad itu diketahui bernama Fitriani (21). Ia merupakan istri dari Supriyo Handono alias SH (30).
Saat ini, Supriyo Handono sudah ditetapkan sebagai tersangka seiring temuan jasad istri dikubur dan dicor di Blitar.
Ia juga sudah ditahan untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya membunuh istrinya sendiri yang jasadnya ditemukan dicor di lantai kamar bekas rumahnya.
Terbongkarnya kasus ini bermula dari rasa penasaran pekerja yang diminta untuk merenovasi rumah itu.
Pekerja itu memang diminta Sugeng Riyadi, kakak ipar Supriyo Handono untuk memperbaiki rumah tersebut.
Sebab rumah yang sebelumnya milik Supriyo Handono memang sudah dibeli Sugeng Riyadi.
Pekerja yang dipekerjakan Sugeng Riyadi itu penasaran dengan bangunan cor baru di lantai kamar.
Baca juga: Inilah Sosok Supriyo Handono Tersangka Pembunuhan Istri, Mayat Dicor di Lantai Rumah Blitar
Baca juga: Nasib 2 Anak Fitriani yang Jasadnya Dicor di Blitar Masih Jadi Misteri, Suami Korban Ditahan Polisi
Baca juga: Hasil Pemeriksaan Kerangka Perempuan Dicor di Dalam Rumah, Diprediksi Terjadi 1,5 Tahun Lalu
Kemudian pekerja membongkar bangunan cor baru di lantai kamar dan menemukan kerangka manusia.
"Waktu pekerja menggali cor di kamar, saya sempat melihat. Saya juga membantu menaikkan cor," ujar Sugeng Riyadi.
Ketika digali, pekerja menemukan rambut manusia. Setelah itu, pekerja kembali menemukan tulang dan tengkorak manusia.
"Kemarin, saya ukur dengan polisi, kedalamannya sekitar satu meter. Kalau diameter lubang sekitar 64 cm," katanya.
"Posisi kerangka seperti orang jongkok. Waktu saya angkat di bagian dada masih ada kulit kering, tapi belakang sudah tidak ada. Kuku masih ada. Juga ditemukan anting-anting. Di lubang juga ditemukan kaus putih," lanjut Sugeng Riyadi.
Sementara itu, menurut keterangan kakak pelaku bernama Subagyo, SH pernah meminta agar keluarganya tidak membuka pintu kamar itu karena sebagai tempat menyimpan pusaka.
"Dia (SH) pernah cerita dengan Sugeng, katanya itu (kamar) tidak usah dibuka, itu (tempat menyimpan) keris," kata Subagyo.