TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Semarang meminta masyarakat waspada penyakit demam berdarah dengue (DBD) saat musim hujan.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Kota Semarang, Nur Dian Rakhmawati mengatakan, banyak penyakit yang mulai muncul akibat adanya perindukan nyamuk mengingat mulai turun hujan.
Maka, DBD menjadi penyakit yang diwaspadai saat musim hujan.
Baca juga: Antisipasi Demam Berdarah, Pemkab Demak Gencar Sosialisasi 3M Memasuki Musim Hujan
Data Dinkes, ada 389 kasus DBD hingga November atau minggu ke-45 tahun 2023 ini. Sebanyal 16 diantaranya meninggal dunia.
"(Yang meninggal) 50 persen anak-anak, 25 persen remaja. Ada yang dewasa akhir atau 50 tahun ke artas. Ada juga dua bayi," sebut Dian, sapannya, Minggu (26/11/2023).
Pihaknya mengimbau masyarakat lebih meningkatkan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) karena sudah mulai turun hujan.
Tempat perindukan nyamuk yang mungkin muncul segera dibersihkan.
"Plastik-plastik terbuka berisi air, itu bisa jadi perundukan nyamuk," sebutnya.
Lebih lanjut, Dian menyebut, Kota Semarang telah melakukan strategi penyebaran nyamuk berwolbachia.
Ada tiga kecamatan yang sudah menerapkan yaitu Tembalang, Banyumanik, dam Gunungpati.
Dia berharap, maayarakat tidak terjebak dengan pemberitaan terkait nyamuk berwolbachia.
"Nyamuk ini tidak rekayasa genetik. Nyamuk diberi bakteri wolbachia. Ini bakteri alami yang ada di serangga. Ini sudah ada dari zaman duli. Bakterj ini simbiosis mutualisme," ucapnya.
Keefektifan bakteri ini, lanjut Dian, menjadikan peneliti berhasil memasukan wolbachia di telur nyamuk.
Baca juga: Empat Warga Jepara Meninggal Terserang Demam Berdarah Dengue: Ada sakit penyerta
Sehingga, nyamuk aides aigepty tidak dapat lagi menyalurkan virus demam berdarah.
"Bakteri ini menekan replikasi atau perkembangbiakan virus DBD di tubuh nyamuk," terangnya.
Diakuinya, awal penerapan inovasi ini terjadi penolakan namun masyarakat Kota Semarang sangat terbuka sehingga menyambut baik program ini. (eyf)