TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - PSIS Semarang dipastikan akan mengajukan banding serta mencari keadilan atas hukuman serta sanksi yang didapat dari Komdis PSSI imbas kericuhan saat laga melawan PSS Sleman.
Menurut CEO PSIS Semarang, Yoyok Sukawi, jika ditelusuri secara seksama, justru PSIS dalam kasus yang terjadi di Stadion Jatidiri Semarang pada Minggu (3/12/2023) adalah sebagai korban.
Jauh sebelum laga itu digelar, pihak Panpel PSIS Semarang sudah menginformasikan terkait larangan datang ke stadion bagi tim tamu.
Namun ternyata hal tersebut diabaikan dan potensi gesekan pun terjadi.
Karenanya, PSIS Semarang berencana akan mengajukan banding karena hukuman yang didapatkan dari Komdis PSSI dinilai terlalu berat.
Baca juga: 2 Modal PSIS Semarang Sudah Dimiliki, Bisa Raih Juara Liga 1 Musim Ini Setelah Puasa 25 Tahun
Baca juga: Target 9 Poin Sepanjang Desember, PSIS Semarang Sisakan 2 Ujian Berat Usai PSS Sleman
Seperti diketahui, PSIS mendapat sanksi yang sangat berat dari Komdis PSSI akibat kerusuhan yang terjadi saat pertandingan melawan PSS Sleman di Stadion Jatidiri Semarang pada Minggu (3/12/2023).
Komdis PSSI tak main-main dalam memberi hukuman buntut dari kerusuhan yang terjadi itu.
Tim berjulukan Laskar Mahesa Jenar ini dipastikan mendapat hukuman dengan menggelar pertandingan tanpa penonton hingga akhir musim Liga 1 2023/2024.
Hal ini karena PSIS Semarang dinilai melanggar Kode Disiplin PSSI Tahun 2023.
Menurut Komdis PSSI, kejadian kerusuhan yang terjadi itu ada pengulangan yang sama yaitu keributan suporter PSIS Semarang dan suporter tim tamu.
Buntut kejadian ini, tentu saja Komdis PSSI langsung memberi hukuman kepada PSIS Semarang.
Bukan lagi sanksi dalam bentuk peringatan agar PSIS Semarang kapok, tetapi hukuman berat langsung diberikan.
Hukuman berat itu ialah menggelar kompetisi tapi tanpa dihadiri penonton.
"Merujuk kepada Pasal 70 Ayat 1, Ayat 4 dan Lampiran 1 Nomor 5 Kode Disiplin PSSI Tahun 2023, Klub PSIS Semarang dikenakan sanksi larangan menyelenggarakan pertandingan dengan penonton saat menjadi tuan rumah."
"Yakni sejak keputusan ini diterbitkan dan berlaku pada pertandingan terdekat sampai dengan Kompetisi BRI Liga 1 Tahun 2023-2024 berakhir," bunyi hukuman Komdis yang diterima PSIS Semarang sebagaimana dilansir dari BolaSport.com, Kamis (7/12/2023).
Baca juga: BREAKING NEWS: Pratama Arhan Eks PSIS Semarang Tinggalkan Tokyo Verdy
Tak hanya sanksi tanpa penonton, PSIS Semarang juga dipastikan bakal mendapatkan sanksi denda dari Komdis PSSI.
Tim asal Kota Lumpia itu dipastikan mendapatkan sanksi Rp 25 juta.
Dengan sanksi dan dengan yang diterima PSIS ini tentu saja membuat tim berkerberatan.
Yoyok Sukawi bahkan dengan jelas mengakui bahwa hukuman yang didapatkan ini sangat berat buat tim.
Menurutnya, menggelar pertandingan tanpa dihadiri penonton memang menjadi ujian terberat buat tim.
Apalagi hukuman yang diberikan harus berlangsung hingga akhir musim, tentu saja ini dinilai tidak adil menurut Yoyok Sukawi.
Selain itu, dia juga menyinggung bahwa sebenarnya PSIS Semarang dalam hal ini menjadi korban.
Namun mereka justru harus menerima hukuman berat.
"Ini hukuman sangat berat dan tidak adil karena larangan menggelar pertandingan dengan penonton hingga akhir musim," ujar Yoyok Sukawi.
"Yang kami sesalkan, kami itu justru jadi korban di sini, mengapa justru dihukum seberat itu," tegasnya.
Yoyok Sukawi mengatakan, selama kerusuhan terjadi, sebenarnya Panitia Pelaksana (Panpel) langsung bergerak cepat dan maksimal.
Baca juga: Update Kondisi Bos PSIS Semarang Usai Kericuhan Suporter, Yoyok Sukawi Sebut Dapat 8 Jahitan
Hal ini bisa diorganisir secara baik sehingga suporter yang datang pun dipastikan bisa pulang dalam kondisi selamat dan tak ada masalah apapun.
"Usaha Panpel PSIS Semarang juga sudah maksimal."
"Dari awal hingga pada saat kejadian gerak cepat dan apa yang terjadi di stadion bisa segera diatasi secara baik hingga semua pihak yang berada di stadion bisa pulang selamat," kata Yoyok Sukawi.
Melihat situasi yang tak menguntungkan dan sangat berat buat PSIS Semarang, Yoyok Sukawi pun tak bisa diam.
Bos PSIS Semarang akan mengajukan banding buntut keputusan yang dinilai tak adil ini.
Tentu saja tujuan diajukannya banding ini karena PSIS ingin mendapat keadilan.
Hal ini karena PSIS Semarang merasa telah mengingatkan semua suporter tim tamu agar tidak datang ke stadion.
Namun, suporter tim lawan ternyata ada yang datang dan akhirnya membuat kerusuhan.
Tentu saja situasi ini sangat tidak menguntungkan dan merugikan PSIS Semarang.
Untuk itu mereka enggan diam dan akan mencari keadilan nantinya.
"Kami akan mengajukan banding karena di dalam surat juga disebutkan bahwa kami dapat banding," ucap Yoyok Sukawi.
"Semoga masih ada titik cerah bagi kami untuk mendapatkan keadilan," tuturnya. (*)
Artikel ini telah tayang sebelumnya di BolaSport.com berjudul Dapat Hukuman Berat Tanpa Penonton Hingga Akhir Musim, CEO PSIS Siap Cari Keadilan
Baca juga: Paul Pogba Dituntut Hukuman 4 Tahun Karena Positif Doping, Juventus Ambil Langkah Putus Kontrak
Baca juga: Ini Manfaatnya Ketika Perangkat Desa di Batang Dilindungi BPJS Ketenagakerjaan
Baca juga: Berusia 24 Tahun, Dharma Wanita Diminta Ambil Peran Strategis di Wonosobo
Baca juga: Dikukuhkan Sebagai Pembina Posyandu, Inggit Soraya Ingin Makin Fokus Penanganan Stunting