Erupsi Gunung Marapi

"Dikejar Hujan Batu" Kesaksian Pendaki yang Selamat dari Erupsi Gunung Marapi, Masih Trauma

Editor: rival al manaf
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Abu vulkanik menyembur dari Gunung Marapi saat meletus, terlihat dari Tanah Datar di Sumatra Barat pada 3 Desember 2023. Sebuah gunung berapi di Indonesia bagian barat meletus pada 3 Desember, memuntahkan tiang abu sekitar tiga kilometer ke langit dan memaksa evakuasi puluhan pendaki, kata pejabat. ADI PRIMA / AFP

TRIBUNJATENG.COM - Korban selamat dari erupsi Gunung Marapi di Sumatera Barat mengungkap detik-detik bencana alam itu terjadi.

Hingga kini total tercatat 23 korban tewas akibat erupsi gunung tersebut.

Sebanyak 10 orang pendaki dari Riau salah satunya adalah Sri Wahyuni (21), warga Kota Pekanbaru.

Sebelum letusan terjadi, ia bersama sembilan orang temannya sempat berada selama enam jam di Puncak Merpati Gunung Marapi.

Baca juga: "Pengurusan Jenazah, Kami Dipungut Biaya" Kesaksian Ortu yang Anaknya Jadi Korban Erupsi Marapi

Baca juga: UPDATE Korban Terakhir Erupsi Marapi Sudah Dievakuasi, Operasi SAR Korban Gunung Marapi Ditutup

Pendaki asal Riau yang selamat dari erupsi Gunung Marapi di Sumatra Barat, saat berada di puncak, Minggu (3/12/2023).(Dok. Sri Wahyuni ) (Kompas.com/Istimewa)

 

"Pada Minggu (3/12/2023) pukul 07.50 WIB, kami berada di puncak selama lebih kurang enam jam," ujar Sri kepada wartawan melalui pesan WhatsApp, Rabu (6/12/2023).

Lalu, pada pukul 13.35 WIB, mereka turun ke camp.

Pada saat di Pos 5, pukul 14.45 WIB, Gunung Marapi meletus dan mengeluarkan suara yang keras.

"Pada saat mendengar suara letusan, kami terdiam dan saling bertatapan. Tak lama kemudian turun hujan batu," cerita Sri.

Untuk menyelamatkan diri, mereka berlari sekencang mungkin menuruni gunung mencari tempat berlindung.

Mereka berlari ke bawah pohon-pohon besar untuk menghindari hujan batu.

"Kami semua lari sekencangnya ke arah bawah dan mencari perlindungan di bawah pohon besar.

Kami bersembunyi di situ terus dalam kondisi ketakutan," ungkap Sri.

Setelah hujan batu mereda, lanjut dia, ia bersama teman-temannya berlari tanpa henti menuju pos tempat berlindung.

"Kami lari tanpa henti menuju Pos 3. Sampai di sana ketemu sama tiga orang teman yang turun duluan," kata Sri.  

Tidak lama kemudian, datang temannya yang lain dengan kondisi selamat.

Halaman
12

Berita Terkini