TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Memasuki musim penghujan, penyakit leptosiprosis mulai diwaspadai. Penyakit ini disebabkan bakteri leptospira menyebar melalui air seni hewan yang terinfeksi, misalnya tikus.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang, Moh Abdul Hakam mengatakan, Dinkes mewaspadai penyakit ini saat musim hujan. Hingga kini, tercatat Kota Semarang zero kasus leptospirosis.
"Sampai sekarang di Kota Semarang, leptospirosis belum ditemukan alias zero kasus," ungkap Hakam.
Pihaknya telah menyiagakan tenaga kesehatan di Puskesmas waspada. Masyarakat juga diimbau waspada terhadap penyakit ini. Apalagi, saat ini masuk musim hujan, masyarakat harus mewaspadai genangan yang ada di pemukiman warga.
"Kita sudah siagakan, jika ada rendaman atau genangan air, misalnya banjir atau ada genangan dua sampai tiga minggu, kami minta untuk melakukan sampling," terangnya.
Hakam berujar, pasca rendaman banjir merupakan waktu kritis penularan leptospirosis. Sehingga, sampling harus mulai dilakukan kepada orang-orang yang memiliki gejala demam.
"Kita sampling pakai rapid tes, tujuannya agar kita ketahui apakah menderita leptospirosis atau demam berdarah," paparnya.
Menurutnya, skrining awal ini bertujuan agar bisa dilakukan tata laksana yang tepat sehingga tidak jatuh korban atau semakin parah hingga masuk ke rumah sakit. (eyf)
Baca juga: Tol Fungsional Jogja-Solo Dibuka Hari Ini, Diprediksi Kendaraan 3 Kali Lipat Dibanding Lebaran
Baca juga: Terjunkan Tim K-9, Polrestabes Semarang Sterilisasi Tujuh Gereja Jelang Perayaan Natal
Baca juga: Pelaku Pencurian dan Penadah Baterai Tower BTS XL di Banyumas Ditangkap Polisi
Baca juga: Peringati Hari Ibu, Seluruh Kelurahan di Semarang Komitmen Wujudkan Ramah Perempuan dan Anak