Menurut Wahyudin, keluarga itu sangat tertutup.
"Orangnya tertutup. Warga itu tidak tahu dia (DWH) keluar rumah kapan dan masuk rumah kapan," ucapnya, Jumat, dikutip dari Tribun Jatim.
Selama tiga hari tinggal bersama jenazah ibunya, QU tak memberi tahu warga.
Warga sempat melihat QU dua kali keluar rumah untuk beli makan.
Ketika ditemukan, jenazah DWH sudah menguarkan bau tak sedap.
Usai mendapat laporan soal penemuan mayat, Kepolisian Sektor (Polsek) Ponorogo Kota langsung mendatangi lokasi.
Petugas kemudian melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP).
Sedangkan, jenazah DWH dibawa ke RSUD dr. Hardjono, Ponorogo, untuk diotopsi.
Iptu Muhammad Sahid Mustofa belum bisa memastikan tanggal kematian dan penyebab DWH meninggal.
"Belum bisa memastikan kami kapan meninggalnya. Makanya bawa ke rumah sakit," ungkapnya. (TribunnewsBogor.com)