TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Wakil Presiden RI, KH Ma'ruf Amin mengapresiasi penanganan stunting Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang.
Hal itu dikarenakan angka stunting di Ibu Kota Jawa Tengah kian menurun.
Dalam kunjungan kerja di Rumah Pelita Kota Semarang, Ma’ruf mengatakan, angka stunting di Kota Semarang kembali turun mencapai 1,6 persen atau menjadi 912. Menurutnya, hal ini adalah kabar baik dari Pemkot Semarang dalam upaya menuntaskan stunting.
“Ini sudah turun 1,6 persen di Kota Semarang. Jadi, sudah sangat jauh (angka stunting-red) dari tahun sebelumnya,” ujarnya di sela-sela kegiatan di Kota Semarang, Kamis (28/12/2023).
Sedangkan untuk data nasional sendiri, pada 2022 angka stunting masih 21 persen. Dia yakin target prevalensi stunting 14 persen pada 2024 akan tercapai dengan penurunan sebesar 3,8 persen pertahun.
“Jadi ada beberapa yang memang masih tinggi, tapi laporan BKKBN yang menjadi korlap itu yakin bahwa target 14 persen dicapai,” paparnya.
Sementara itu, Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu mengucapkan syukur berkat kerja keras dan tepat yang telah dilakukan membuat angka stunting di Kota Lunpia semakin turun. Meski demikian, pihaknya tidak akan lengah, dan target zero stunting terus digelorakan.
Untuk mencegah angka stunting, Pemkot Semarang bakal membangun Day Care di setiap kecamatan. Selain itu, pihaknya telah memberikan perhatian kepada anak-anak yang menderita stunting melalui Semarang Berbagi, Pemberian Makanan Tambahan (PMT), dan pendampingan ibu hamil dan wanita remaja.
“Kami berharap 2024 stunting bisa tuntas dan Day Care bisa di 16 kecamatan, karena saat ini kan masih 8 kecamatan," sebutnya. Diharapkan, Day Care memenuhi. Tapi ini bukan berarti kita mau ada anak stunting lagi, tetapi ini buat edukasi untuk ibu hamil," jelas Ita, sapaannya.
Menurutnya, ibu hamil bisa saja berisiko anemia. Jika ibu mengalami anemia, ada potensi anak yang dilahirkan mengalami stunting. Sehingga, perlu ada edukasi.
Rumah Day Care ini menjadi penanganan lintas sektor untuk pencegahan stunting.
“Pencegahan tidak hanya anak tapi juga remaja putri, calon pengantin, calon ibu, dan ibu hamil sehingga ini harus dipantau karena bukan hanya mengobati tapi mencegah,” imbuhnya. (eyf)
Baca juga: Video Viral Aksi Perusakan Alat Peraga Kampanye AMIN di Yogyakarta
Baca juga: Tanggapan Polisi Soal 3 Bocil Semarang Naik Sepeda Listrik di Jalan Raya Berujung Kecelakaan
Baca juga: Rekor Kenaikan Jumlah Penumpang: KAI Daop 5 Purwokerto Catat Pertumbuhan 41 Persen Nataru 2023
Baca juga: Buah Magrove di Tangan Sutikah Jadi Cemilan Khas Brayo Blendrang Demak, Rasanya Lezat