Pihaknya berencana mengajukan penambahan pompa kepada Kementerian PUPR mengingat aliran air menuju ke Banjir Kanal Barat.
"Pompa ini sejak 2014 bantuan BBWS, karena ini airnya menuju ke Banjir Kanal Barat. Sehingga, kami upayakan bisa minta dulu kepada Menteri PUPR, karena memang dulu bangunannya dari Pemkot Semarang mesinnya BBWS atau PUPR.
Kami sedang upayakan, tapi kalau tidak bisa, kami beli satu dulu. Karena ini kapasitasnya dua pompa 2.000 liter," jelasnya.
Baca juga: Tahun 2024, Pengendalian Banjir Jadi Program Prioritas di Semarang
Tak hanya itu, diakuinya, pengendalian banjir di Semarang juga terkendala permasalahan sedimentasi, misalnya di Banjir Kanal Barat, pengendapan material susah dikendalikan.
"Air laut sedang pasang, jadi air lari ke daratan sehingga ini yang juga menjadi satu kendala. Kenapa air balik muter lagi, karena yang di wilayah Banjir Kanal Barat ini sedimenya sudah kayak daratan.
Yang harusnya air masuk ke sungai, balik lagi ke rumah pompa lagi. Mungkin juga harus kita kordinasikan dengan BBWS atau PUPR," jelasnya. (eyf)