Berita Internasional

Gedung Pencakar Langit di Jepang Tetap Kokoh Berdiri meski Diguncang Gempa, Ini Rahasianya

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Muncul rekahan pada sejumlah jalan di Jepang, Senin, 1 Januari 2024 imbas gempa magnitudo 7.4 di Jepang

 Adaptasi pada bagian dasar bangunan merupakan salah satu cara utama agar bangunan dapat tahan terhadap gempa.

Namun peredam gerakan di sepanjang ketinggian bangunan juga dapat meningkatkan ketahanan bangunan.

Spesialis Seismik di Universitas College London Ziggy Lubkowski mengatakan, sebuah gedung tinggi mungkin akan bergerak sejauh 1,5 meter saat gempa.

“Jika Anda memasang peredam pada tingkat tertentu, Anda dapat mengurangi gerakan tersebut sehingga mencegah kerusakan pada bangunan bagian atas,” kata Ziggy.

Perangkat kompleks untuk menyerap energi gempa dan meredakan guncangan bukanlah satu-satunya cara untuk membuat bangunan tahan terhadap gempa.

Metode lain yang bisa dilakukan adalah soal tata letak dan desain bangunan itu sendiri.

“Jika setiap lantai memiliki ketinggian yang sama dan semua kolom berada pada jarak yang sama, bangunan akan bekerja lebih baik saat terjadi gempa,” papar Ziggy.

Lakukan Kolaborasi

Namun sayangnya, para perancang gedung pencakar langit enggan melakukan kompromi semacam itu. Hal ini membuat adanya perbedaan visi antara arsitek dengan ahli bangunan.

Meski pertentangan antara arsitek dan para ahli bangunan kerap terjadi, namun untungnya di Jepang, para arsitek juga dididik tentang gempa bumi, sehingga mereka bisa berkolaborasi dengan lebih fleksibel.

Menara Skytree di Tokyo contohnya merupakan struktur yang dibangun dengan gaya 'neofuturistik' dan menggabungkan beberapa elemen pagoda tradisional Jepang,.

Pada bagian pilar tengah gedung, dipasangi beberapa peredam seismik sehingga dapat menyerap energi gempa.

Untuk meredam kerusakan bangunan karena dihantam gempa, Jun berupaya mengembangkan berbagai solusi teknik seismik yang fungsional dan elegan.

Salah satunya adalah penggunaan struktur jaring untuk membantu mencegah tekuk penyangga pada bangunan.

Jika salah satu bagian gedung tertekuk, ada jaring yang bisa membantu menghentikan pembengkokan dan mendistribusikan penyerapan energi.

Menciptakan bangunan tahan gempa tidaklah statis. Teknologi terus berkembang pesat sehingga dampatk kerusakan bangunan ketika gempa bisa diminimalkan. (*)

 

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Rahasia Pencakar Langit di Jepang Tetap Kokoh meski Dihantam Gempa"

Baca juga: Japan Airlines Tabrak Pesawat Pembawa Bantuan Gempa di Jepang, 5 Nyawa Melayang

Berita Terkini