TRIBUNJATENG.COM, MEDAN - Kronologi 53 tahanan kabur dari Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Sorong, Papua Barat Daya, Minggu (7/1/2024).
Mereka sempat memaksa petugas membukakan pintu.
Karena jumlah petugas cuma dua orang, mereka pun membukakannya.
Baca juga: Isi Ponsel Mendiang Suami Diana, Jadi Alasan Menantu Jebloskan Mertua 78 Tahun ke Penjara
Baca juga: Selain Diduga Cabuli 15 Anak SD, Guru di Yogya Ajari Siswa Open BO & Ajak Nonton Video Dewasa
Puluhan tahanan ini kabur usai melaksanakan ibadah Minggu di dalam Lapas.
Tak berapa lama ibadah dimulai, puluhan tahanan ini langsung mengampiri petugas yang berjaga di pintu.
Setelahnya tahanan menyerang petugas yang ada di pintu utama akses keluar masuk lapas.
Para tahanan ini mengancam petugas. Karena merasa takut dengan ancaman, petugas ini akhirnya membukakan pintu.
Mendapat laporan ini, Polresta Sorong Kota melakukan penyekatan jalan, pelabuhan hingga bandara untuk memburu puluhan tahanan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIB.
Kapolresta Sorong Kota Kombes Pol Happy Perdana Yudianto mengatakan, personel gabungan telah dikerahkan untuk mengejar para tahanan.
"Kami sekat mulai jalan antar daerah, pelabuhan, hingga bandara," ujar Kombes Pol Happy Perdana Yudianto kepada awak media.
Pihaknya telah berkoordinasi dengan jajaran polres di wilayah Papua Barat Daya untuk mengejar para tahanan tersebut.
Tahanan Kasus Makar Ikut Kabur
Sementara itu Kabag Ops Polresta Sorong Kota Kompol Indra Gunawan menjelaskan, empat dari 53 tahanan yang kabur itu merupakan tahanan kasus penyerangan Pos Ramil Kisor, Maybrat.
Saat itu, Kamis (2/9/2021) dini hari pos pengaman milik Kodam VIII Kasuari di Kabupaten Maybrat, Pos Ramil Kisor, diserang kelompok Kriminal (KKB) bersenjata.
Akibat penyerangan itu empat anggota gugur dibunuh secara sadis.
Keempat korban diketahui bernama Serda Amrosius, Praka Dirham, Pratu Zul Ansari dan Juliano.
"Empat tahanan makar Kisor Maybrat ikut kabur dari Lapas Sorong, dua orang sudah ditangkap," ujar Kompol Indra Gunawan.
Dua tahanan makar tersebut telah dibawa kembali ke Lapas Kelas IIB Sorong.
Adapun dua lainnya hingga kini masih terus dalam pengejaran.
"Dua orang yang kabur yakni Moses Faan dan Yanwaris Sewa. Keduanya berasal dari Kabupaten Maybrat," katanya.
Hingga Minggu malam, 7 di antara tahanan kabur tersebut sudah berhasil ditangkap kembali.
Enam di antaranya ditangkap pada Minggu siang dan seorang tahanan ditangkap Minggu malam.
Sementara sisanya sebanyak 46 tahanan masih dalam pengejaran aparat.
Lapas Over Kapasitas
Sementara itu Kepala Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Sorong Manuel Yenusi menyatakan, kondisi lapas over kapasitas.
Pada 2024 ini, jumlah warga binaan pemasyarakatan termasuk tahanan titipan kejaksaan tercatat sebanyak 543 orang.
"Jumlah ini tentu melebihi kapasitas karena sesuai aturannya tahanan yang menghuni Lapas Kelas IIB Sorong yakni 250 orang," ujar Manuel Yenusi.
Ia juga mengaku kondisi sumber daya manusia (SDM) atau petugas tidak sebanding bahkan jauh dari jumlah ideal.
Petugas yang siaga dan berjaga berjumlah delapan orang setiap pekannya.
Pihaknya akan mengevaluasi kondisi lapas setelah 53 tahanan mampu menembus pengamanan penjara.
Para tahanan yang kabur adalah tahanan kasus tindak pidana umum serta narkoba.
Polresta Sorong Kota dan Lapas Kelas IIB Sorong masih mendalami apakah kaburnya puluhan tahanan itu sudah direncanakan.
"Kami belum tahu kejadian ini direncanakan atau tidak," kata Kombes Pol Happy Perdana Yudianto.
Hingga kini pihaknya masih mendata dan mengecek identitas para tahanan yang kabur.
Kronologis 53 Tahanan Kabur, Sempat Ancam Petugas
Terkait kaburnya 53 tahanan Lapas Kelas IIB Sorong, Manuel Yenusi menyebut peristiwa itu tahanan terjadi seusai ibadah pada Minggu (7/1/2024).
Kejadian bersamaan ada bunyi petasan setelah para tahanan turun ibadah.
Selang beberapa menit, sejumlah tahanan mulai merangsek ke arah petugas di depan pintu utama akses masuk keluar lapas.
"Para tahanan juga sempat mengancam petugas jaga, sebab saat itu penjagaan hanya dua orang," kata Manuel Yenusi.
Menurutnya, jumlah tahanan yang kabur awalnya terdata 50 tahanan, namun setelah dicek ulang menjadi 53 orang.
"Kalau soal perencanaan (kabur) kami tidak tahu, namun mungkin internal mereka kemungkinan sudah begitu," ujar Manuel Yenusi.
Hingga kini pihaknya telah berkoordinasi dengan pihak Kepolisian dan lainnya agar ikut mengejar para tahanan tersebut. (Tribunnews)