Evi membenarkan, ketiga mahasiswa yang meninggal itu masih satu Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM).
Diduga mereka menenggak miras saat berkumpul bukan dalam kegiatan kampus.
"Bukan agenda kampus, ibarat enggak ada rapat atau apa, tidak mungkin kampus mengawasi, karena itu aktivitas pribadi. Mungkin kakaknya (angkatanya) itu ngajak nonkrong," ujarnya.
Narotama sendiri menyerahkan kasus tewasnya tiga mahasiswa tersebut ke aparat kepolisian. Sebab, pihak kampus tidak mengetahui kegiatan mahasiswanya di luar agenda.
"Kalau dari kampus kami turut berdukacita atas meninggalnya tiga korban. Saya baca juga pihak polisi masih diduga minum miras karena enggak ada autopsi juga," ucapnya.
Meninggal
Diberitakan sebelumnya tiga orang meninggal dunia diduga setelah menenggak miras. Korban tewas pertama ialah WAA yang mengembuskan napas terakhir pada Jumat (5/1/2024) pagi, kemudian OKM yang hanya selang beberapa jam. Terakhir RAM meninggal dunia, Sabtu (6/1/2024).
Kapolsek Sukolilo, Kompol I Made Pantera Negara mengatakan, kasus tersebut terungkap setelah salah seorang pasien meninggal dunia, di rumah sakit wilayah Kecamatan Wonokromo.
"Iya (korban ada korban tewas), dapat informasi dari Polsek Wonokromo," kata Made, ketika ditemui di Polsek Sukolilo, Senin (8/1/2023).
Kemudian, Made mendapatkan informasi pasien tersebut sempat menenggak miras, di warung Kecamatan Sukolilo. Dia pun menerjunkan sejumlah anggotanya untuk melakukan penyelidikan.
Akhirnya, aparat kepolisian menemukan salah satu warung yang berada di dekat kampus para korban, menjual miras. Penjual di tempat itu pun langsung dimintai keterangan.
"Informasinya minum miras di wilayah kami, di Sukolilo, kami cari tahu tempat minumnya korban. Setelah itu, kami meminta keterangan ke pemilik warung dan menjual miras tersebut," jelasnya. (*)