TRIBUNJATENG.COM, KLATEN - Pemkab Klaten bersama Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jawa Tengah gencarkan Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio di Kantor Desa Tanjungsari Kecamatan Manisrenggo, Senin (15/1/2024).
Bupati Klaten Sri Mulyani menyampaikan, imunisasi polio tersebut lantaran adanya seorang anak berusia 6 tahun yang terkena polio.
Bahkan, adanya kasus tersebut Kementerian Kesehatan (Kemenkese) menetapkan Klaten dengan status Kejadian Luar Biasa (KLB) Polio.
"Kami laksanakan serentak dengan Ibu Kepala Dinas Kesehatan Provinsi melaksanakan vaksin serentak di Desa Tanjungsari Kecamatan Manisrenggo," ucapnya.
Bupati mengungkapkan, dipilihnya Kecamatan Manisrenggo karena adanya kasus polio yang menimpa seorang anak berinisial N berusia 6 tahun.
"Saya pilih di sini karena kasus polio di Manisrenggo. Biar masyarakat di sini kondusif, bahwa kami telah melakukan vaksinasi atau imunisasi ini dengan target 127.250 anak yang tersebar di 26 kecamatan," jelasnya.
Dia mengungkapkan, saat ini kondisi N yang terkena polio kondisinya sudah membaik dan progres penyembuhannya juga semakin membaik.
"Kami laporkan untuk kasus polio yang menimpa anak N usia 6 tahun yang ada di Manisrenggo kondisi saat ini membaik, kaki kanannya sudah bisa digerakkan, kalau kaki kirinya memang butuh pertolongan dengan tangan digerakkan," tuturnya.
Menurutnya, saat ini N terus menjalani terapi dan pihak Dinkes Klaten serta Puskesmas Manisrenggo selalu memantau kejadian usai ditemukannya kasus polio.
"Dan yang jelas upaya kami untuk tidak menyebar ke anak yang lain, untuk itu kami gelar imunisasi ini dan gencar melakukan tracing untuk anak sekitarnya," ucapnya.
Dia bersyukur, setelah beberapa waktu yang lalu dilakukan tracing dan pengecekan untuk anak-anak yang bersentuhan langsung dengan N hasilnya nihil.
"Alhamdulillah hasilnya nihil dan sehat semua. Dan semoga ini menjadi kasus pertama dan terakhir," tuturnya.
Kepala Dinkes Provinsi Jawa Tengah, Yunita Dyah Suminar berharap adanya vaksinasi tersebut anak bisa terhindar dari polio.
"Kasus polio (di Indonesia) berakhir 2014, harusnya sudah tidak ada karena apalagi di Klaten ini (merupakan) kabupaten/kota sehat juga, ODF (open defecation free) juga. Jadi yang BAB (buang air besar) di sembarang tempat sudah gak ada, semua sudah menggunakan jamban," ucapnya.
Menurutnya, N terkena polio karena tertular. Yang bersangkutan punya riwayat perjalanan dari Pamekasan Madura yang kebetulan di sana juga ada kasus baru.
"Beberapa hari di sini, 1 atau 2 hari kemudian demam dan mengalami kelumpuhan tadi," terangnya.
Sementara itu, salah satu warga yang anaknya mengikuti imunisasi polio, Mariyati (34) mengungkapkan ada rasa ketakutan sejak munculnya kasus polio.
"Ya takut, karena jaraknya juga agak dekat, tapi beda jalan. Beda desa juga," tuturnya.
Dengan digelarnya vaksinasi polio ini, dia merasa lebih tenang karena untuk pencegahan, apalagi anaknya juga masih berusia 2 tahun.
Sebagai informasi, temuan satu kasus positif polio pada anak berusia 6 tahun di Klaten tersebut pada Desember 2023 lalu. (*)
Baca juga: Bulog Mulai Serahkan Bantuan Pangan Beras di Jawa Tengah Januari 2024
Baca juga: "Anak, Mantu, Istri, Keluarga Asingkan Saya" Curhat Suryana yang Gelar Sayembara Berhadiah 250 Juta
Baca juga: HAE IPB Komda Jawa Tengah Peringati Hari Gerakan Satu Juta Pohon Internasional 2024
Baca juga: KPU Kudus Temukan Ribuan Surat Suara Rusak