Dia berharap dengan adanya bantuan pangan untuk masyarakat dan penggelontoran beras SPHP ke pasar ini dapat mengendalikan kenaikan harga beras sebelum memasuki panen raya pada April 2024.
"Beras yang kami jual melalui program SPHP harganya masih tetap di taraf pintu gudang Bulog, Rp 9.950, kalau dikirim ke pedagang ini ada ongkos angkut jadi kami jual kisaran Rp 10.200-10.300 tergantung lokasi pedagang pengecernya," ujarnya.
Sehingga warga miskin akan mendapat bantuan pangan gratis dari pemerintah berupa 10 kilogram beras per KK.
Sedangkan yang tidak menerima bantuan pangan dapat berbelanja beras SPHP di pasar dengan harga eceran tertinggi (HET) Rp 10.900 per kilogram.
Stok untuk dua program itu berasal dari Public Services Obligation (PSO) yang diserap dari petani lokal maupun dari impor.
"Stok yang dikuasai oleh Bulog Kanwil Jateng, saat ini untuk beras PSO ada 91 ribu ton, terdiri dari stok operasional, ada 48 ribu ton, ditambah stok dalam perjalanan ada 43 ribu ton, ditambah dengan stok komersial ada 3.500 ton, jadi total ada 94.500 ton," ungkapnya.
Disamping kedua program itu, Bulog juga menyalurkan beras komersial kepada penggilingan padi agar mereka dapat ikut menyalurkan ke pedagang pengecer di pasaran.
Kemudian gerakan pangan murah (GPM) juga berjalan rutin setiap hari secara bergilir di sejumlah lokasi. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Harga Beras di Tembus Rp 21.000 per Kg, Bulog Jateng Siapkan Strategi Kendalikan Harga Pasar"
Baca juga: Bunda PAUD Kota Pekalongan Turut Kawal Program Sirami
Baca juga: Pura Mangkunegara Gelar Jumenengan Dalem, Seniman Terima Penganugerahan
Baca juga: Nikita Mirzani Jalan Bareng Rizky Ajudan Prabowo Subianto, Resmi Pacaran?
Baca juga: Kisah Petugas KPPS di Pati Pingsan saat Hitung Suara, Beruntung Sudah Terdaftar BPJS Kesehatan