"Tidak ada pembicaraan demikian (tawaran gabung koalisi Prabowo-Gibran). Hanya silahturahmi," kata Hermawi kepada Tribunnews.com, Senin.
Tak jauh berbeda dengan pernyataan NasDem, pertemuan antara Paloh dan Jokowi yang berlangsung secara tertutup hampir selama dua jam disebut oleh pihak Istana sebagai silaturahmi.
"Silaturahmi membicarakan agenda agenda kebangsaan, menghadapi berbagai tantangan global, termasuk hal-hal yang terkait dinamika politik dan pemilu," kata Koordinator Staf Khusus Presiden, Ari Dwipayana, Minggu.
Menurut Ari, Presiden pernah menyampaikan bahwa silaturahmi dengan tokoh bangsa dan tokoh politik tersebut sangat penting untuk kebaikan bangsa.
"Seperti yang disampaikan Presiden beberapa waktu yang lalu, silaturahmi dengan tokoh bangsa, dengan tokoh politik sangat baik, apalagi untuk kebaikan bangsa dan negara," tuturnya.
Di sisi lain, pertemuan antara Jokowi dengan Paloh menimbulkan banyak spekulasi di tengah kemungkinan Pilpres 2024 dimenangkan Prabowo-Gibran.
Berdasarkan real count Komisi Pemilihan Umum (KPU), Prabowo-Gibran mengungguli pasangan lain dan diperkirakan menang satu putaran.
Sampai hari ini pukul 10.00 WIB, total surat suara sudah masuk ke penghitungan atau real count mencapai 70,61 persen.
Prabowo-Gibran unggul dengan 58,32 persen kemudian disusul Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar dengan 24,35 persen dan Ganjar Pranowo-Mahfud MD dengan 17,33 persen.(*)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Makan Malam dengan Surya Paloh, Jokowi: Pertemuan Politik Biasa