TRIBUNJATENG.COM, CILACAP - Harga beras di Pasar Induk Majenang, Cilacap terus mengalami kenaikan.
Hingga saat ini, harga beras tertinggi di Pasar Induk Majenang mencapai Rp17 ribu per kilogram untuk beras jenis Pandan Wangi.
Sementara untuk beras jenis IR 64 dibanderol dengan harga Rp16 ribu perkilogramnya.
Baca juga: Segini Stok Beras, Gula Pasir Hingga Minyak Goreng Dikuasai Bulog Jateng
Salah satu pedagang beras di Pasar Induk Majenang, Warkum mengatakan bahwa kenaikan harga beras terjadi berangsur sejak beberapa bulan terakhir.
Hingga akhirnya pada hari ini Selasa (20/2) harga beras dengan kualitas terbaik menembus angka Rp 17 ribu perkilogramnya.
"Kalau di Majenang dulu pernah paling mahal itu Rp15 ribu perkilogram, sekarang malah sudah Rp 17 ribu perkilogram," katanya kepada Tribunbanyumas.com
Dijelaskan Warkum bahwa kenaikan harga beras di Pasar Induk Majenang berawal dari cuaca yang tak menentu.
Dimana para petani lokal yang biasa menanam padi pada bulan Oktober kini harus bergeser ke Januari imbas hujan yang tak kunjung datang saat itu.
Tentu dengan bergesernya musim tanam, membuat stok gabah di wilayah Cilacap barat berkurang.
"Ini kenapa naik-naik terus (read harga beras) karena hujannya telat, jadi tanamnya juga telat, stok padi habis.
Biasana bulan Oktober tanam, lah ini baru tanam bulan Januari," jelas Warkum.
Untuk mengatasi kelangkaan gabah di Cilacap barat kata Warkum, para pedagang akhirnya memilih menyetok gabah dari daerah lain.
Seperti contoh dari wilayah Kecamatan Jatilawang, Kabupaten Banyumas.
"Karena ngambilnya jauh, kita kena biaya transportasi, jadi harganya mahal," ungkap dia.
Meski harga beras begitu tinggi, namun untuk penjualan beras kata Warkum masih normal.