Hasil Pileg 2024

KISAH Caleg Pengamen Wonogiri Kukuh Haryanto, Raih Suara Terbanyak Dapil 1 Partai Demokrat

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Caleg Partai Demokrat Dapil Wonogiri 1, Kukuh Haryanto saat bernyanyi dan live Tiktok di depan rumahnya Dusun Kedungareng, Desa Sendang, Kecamatan Wonogiri, Rabu (21/2/2024).

TRIBUNJATENG.COM, WONOGIRI - Nama Kukuh Haryanto, calon anggota legislatif (caleg) Partai Demokrat Dapil Wonogiri 1 (Selogiri, Wonogiri, Wuryantoro, Manyaran, Eromoko) mendadak viral di media sosial dan banyak diberitakan media.

Bagaimana tidak? Pria yang sehari-hari bekerja sebagai pengamen dengan style rambut gimbal itu unggul sementara di antara caleg dari Partai Demokrat di dapil tersebut.

Dari data yang diakses di laman pemilu2024.kpu.go.id pada Rabu (21/2/2024) dengan update terakhir Selasa (20/2/2024) pada pukul 23.00 WIB, Kukuh mendapatkan suara sebanyak 984, tertinggi di antara caleg lain dari partai yang sama.

Di dunia politik elektoral, Kukuh bisa dibilang pemain baru. Dia baru maju menjadi calon anggota parlemen daerah tingkat kabupaten, baru tahun 2024 ini.

Saat ditemui awak media di rumahnya yang berada di Dusun Kedungareng, Desa Sendang, Kecamatan Wonogiri pada Rabu (21/2/2024) siang, Kukuh menceritakan alasan dan proses maju sebagai caleg.

Dengan memakai kaus berwarna hitam, celana jeans, duduk di teras depan rumah limasannya sambil lesehan, dia menceritakan prosesnya maju sebagai caleg dari partai besutan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu.

Selama setahun terakhir, dia sudah mulai mempersiapkan diri. Pekerjaannya sebagai pengamen ternyata bisa dibilang jadi senjata ampuh untuk mengenalkan diri ke konstituennya.

Selain itu, meledaknya konten video dia bernyanyi di Tiktok juga mampu menambah senjata untuk menarik para pemilih, apalagi lagu yang dinyanyikan merupakan ciptaannya sendiri dengan bentuk jingle atau lagi pendek.

Tagline yang dia usung, sekaligus lesap menjadi lirik di salah satu lagunya: mboten saget nyangoni, mboten purun janjeni (tidak bisa memberika uang saku, tidak boleh menjanjikan) membuat masyarakat di dunia maya atau netizen memberikan suara dan dukungan moral kepada Kukuh.

"Kampanye yang banyak di Tiktok, konten (video). Media sosial dari konten dan live-live. Saya itu sarananya ya Tiktok itu. Ya, sama ngamen door to door itu," ucapnya.

Bahkan, ada satu momen pada saat Kukuh menerima undangan pertemuan dengan konstituen, malah ketika pulang dia membawa pulang kebutuhan untuk makan sehari-hari.

"Saya itu nyanyi, kampanye, kudune nyogok (memberi uang) malah disogok (diberi). Malah disawer. Ada undangan, saya tidak bawa apa-apa, ketika pulang malah digawani beras, tempe buntelan, tempe benguk, melon, digawan-gawani. Karena mereka tahu lagu saya, mboten saget nyangoni, mboten purun janjeni," jelasnya.

Sebelum benar-benar menjadikan mengamen sebagai pekerjaan utama, usai lulus sekolah menengah kejuruan Kukuh pernah bekerja di sebuah pabrik tekstil sekira pada tahun 2007.

Dirasa gajinya kurang, tak bisa mencukupi kebutuhannya, pada akhir pekan, dia ngamen di sekitar Kawasan Monumen Nasional (Monas). Hasil yang didapat pun lumayan, sehari bisa sampai Rp 200 ribu.

"Tapi ya itu, harus kejar-kejaran sama Satpol PP. Jadi kalau ada Satpol PP, saya lari ke Stasiu Gambir, setelah mereka tidak ada, saya ngamen lagi," urainya.

Halaman
12

Berita Terkini