Imlek 2024

Hanebu Sauyun-Cap Go Meh, Akulturasi Jawa - Tionghoa yang Dipertemukan di Pura Mangkunegara Solo

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Hari ketiga Hanebu Sauyun-Cap Go Meh di Pendhapi Ageng Puro Mangkunegaran, Minggu (25/2/2024)

TRIBUNJATENG.COM, SOLO – Event budaya akulturasi Jawa dengan Tionghoa dalam bentuk Hanebu Sauyun-Cap Go Meh yang diselenggarakan Pura Mangkunegaran selama tiga hari berlangsung meriah.

Acara yang berlangsung di Pamedan Mangkunegaran itu diselenggarakan selama tiga hari, dari Jumat hingga Minggu (23-25/2/2024).

Event budaya akulturasi Jawa dengan Tionghoa itu merupakan rangkaian dari peringatan Tinggalan Jumenengan Dalem KGPAA Mangkunegara X ke-2.

Sejumlah rangkain kegiatan telah dilangsungkan mulai dari gelaran barongsai, reog Ponorogo, wayang beber, hiburan musik hingga pesta kembang api.

Ketua Panitia Bersama Imlek 2574/2024, Sumartono Hadinoto mengatakan masyarakat Tionghoa di Solo sangat mengapresiasi dan bersyukur perayaan Imlek dengan tema 'Tahun Naga memperkuat Kebhinekaan Indonesia', sukses digelar.

"Ini adalah puncak perayaan Imlek di Kota Solo, rangkaian Imlek sukses digelar dengan 7 event besar. Seperti pemasangan 5000 Lampion, Grebeg Sudiro, donor darah, lomba foto, gapura Imlek, kembang api, dan perayaan cap go meh," ungkap Sumartono.

Baca juga: Pertama Kali, Komunitas Masyarakat Tionghoa Solo Bersihkan Pura Mangkunegaran Jelang Imlek

Baca juga: Besok, Pura Mangkunegaran Akan Gelar Jumenengan KGPAA Mangkunegara X

Baca juga: Mengintip Perayaan Cap Go Meh, Pesta Kembang Api Hiasi Langit Klenteng Tay Kak Sie Semarang

Sementara itu, KGPAA Mangkunagoro X, Bhre Cakrahutomo Wira Sudjiwo mengatakan event ini menggabungkan unsur budaya Jawa dengan Tionghoa. Ia mengatakan ada tradisi Cap Go Meh yang merupakan akhir dari perayaan Imlek.

Gusti Bhre juga menyampaikan kegiatan tersebut merupakan manifestasi visi Mangkunegaran sebagai kerajaan Jawa yang menjadi rumah untuk kebudayaan di Nusantara.

"Ini adalah bukti konkret dari visi kami, bahwa kebudayaan Jawa dan Tionghoa bisa bersatu dalam harmoni. Saya berharap perayaan ini akan menjadi momentum positif untuk lebih mengenal dan menghargai keberagaman budaya yang ada di Indonesia," kata dia.

Ia juga meyakini bahwa keberagaman di Indonesia bukanlah sesuatu yang memisahkan, tapi justru dapat menyatukan dan menguatkan sesama.

Kegiatan ini juga diharapkan dapat menjadi wadah bagi masyarakat untuk menikmati dan merayakan kebudayaan Nusantara dalam suasana yang meriah.

Gusti Bhre mengatakan selama ini, Pura Mangkunegaran berupaya lebih mendekatkan dengan masyarakat. Tentunya, mengenalkan beragam potensi sehingga masyarakat lebih mengenal dan menjaga kebudayaan Jawa.

"Pengembangan terus dilakukan tanpa meninggalkan akar sejarah dalam merawat budaya Praja Mangkunegaran. Kerabat keluarga dan abdi dalem memiliki peran penting dalam menjaga budaya,"ujar dia. 

Di hari terakhir, dibagikan 1.000 porsi lontong cap go meh dan 1.000 paket kue khas Imlek. Juga undian angpao total senilai lebih dari Rp 40 juta. (uti)

 

 

Berita Terkini