Berita Semarang

Training Prebunking Jurnalis di Semarang : Perangi Informasi Bohong Lewat Skema Video Prebunking

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

TRIBUNJATENG.COM,SEMARANG -- Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Kota Semarang dan Google News Initiative (GNI) menyelenggarakan Training Prebunking bagi 25 jurnalis  yang berasal dari Semarang,   Demak, Kudus, Pati dan berbagai daerah lainnya.

Training ini bertujuan meningkatkan pemahaman jurnalis tentang upaya pencegahan sebelum suatu informasi tidak benar menyebar.

Para jurnalis juga mempelajari teori prebunking, misinformasi dari masa ke masa, serta kemampuan memetakan narasi misinformasi atau disinformasi. 

Selain itu, jurnalis belajar pula menganalisa anatomi manipulasi informasi, dan cara membuat konten prebunking.

“Tujuan pelatihan prebunking merupakan tindak lanjut dari upaya memerangi peredaran informasi bohong,” ujar trainer kegiatan Adi Marsiela, di lokasi training, Hotel Andelir, Kota Semarang, Minggu, (25/2/2024).

Menurutnya, beragam gerakan dan upaya membatasi penyebaran informasi bohong tidak cukup dengan pendekatan debunking atau pembongkaran kebohongan. 

Konten bermuatan informasi bohong masih terus mewarnai ekosistem informasi dengan beragam tema seperti isu kesehatan, politik, penipuan daring dibalut konteks lowongan kerja, hingga kebencanaan.

Guna mengatasinya, lanjut Adi, Aliansi Jurnalis Independen, yang tergabung dalam Koalisi CekFakta, menggelar pelatihan prebunking yang mengedepankan pemberian informasi seputar kebohongan informasi yang kerap ditemui agar publik dapat mengidentifikasinya secara mandiri.

“Target pelatihan ini adalah pemeriksa fakta yang juga jurnalis memiliki kapasitas memproduksi konten prebunking. Harapannya, semakin banyak konten prebunking bisa memperlambat penyebaran informasi bohong,” paparnya.

Training dilakukan selama dua hari penuh mulai 24 Februari hingga 25 Februari 2024. Selama pelatihan, para jurnalis diajak untuk memahami prebunking sebagai pendekatan yang memungkinkan individu untuk mengembangkan ketahanan terhadap disinformasi sebelum mereka terpapar informasi yang salah. 

Pelatihan ini mencakup pengembangan keterampilan kritis dan literasi digital yang dapat membantu individu mengidentifikasi, mengevaluasi, dan merespons informasi dengan bijak.

“Saya mendapatkan ilmu baru soal prebungking yang akan saya terapkan di keseharian saya sebagai jurnalis,” ucap Jurnalis Tirto, Baihaqi Annizar. 

Ia menuturkan, ilmu baru yang didapatkan di antaranya memproduksi konten yang mengedukasi untuk mengurangi konten-konten hoaks. 

“Tempat kerja saya mengakomodir pembuatan konten prebunking dalam bentuk teks, selepas pelatihan ini ada tambahan ilmu baru berupa kiat membikin konten prebunking dalam bentuk video,” imbuhnya.

Jurnalis Kompas.com, Sabrina Mutiara Fitri mengatakan, praktik dan teori dalam pelatihan prebunking dapat memberikan pemahaman baru dalam menunjang kinerjanya sebagai jurnalis yakni mampu menyaring informasi dari berbagai sumber sebelum disajikan ke masyakarat dalam bentuk berita. 

Halaman
12

Berita Terkini