"Ini ditambah lagi kawasan industri dan tol. Beban pesisir Semarang tambah berat. Misal ditambah lagi, mau jadi apa itu Semarang?" kata dosen dari Kampus Universitas Sultan Agung Semarang (Unissula) tersebut.
Dalih Demi Proyek PSN
Sub Koordinator Pengelolaan Ruang Laut Bidang KP3K Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Jawa Tengah, Benovita Dwi Saraswati menyebut, hutan mangrove Trimulyo memang sudah mulai ditebang untuk proyek pembangunan tol dan tanggul laut Semarang-Demak yang merupakan Proyek Strategis Nasional (PSN).
"Mangrove ditebang untuk PSN atau kepentingan masyarakat umum, jadi diperbolehkan, tetapi harus re-vegetasi ke tempat lain," papar Benovita saat ditemui Tribun, Jumat (16/2/2024).
Ia mengatakan, re-vegetasi mangrove nantinya akan dilakukan oleh Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) dengan pejabat pembuat komitmen (PPK) tol Semarang-Demak.
DKP sejauh ini dilibatkan sebatas melakukan survei lokasi mana saja yang menjadi tempat re-vegetasi.
Berdasarkan hasil survei terakhir pada 18 Oktober 2023, re-vegetasi tahap pertama akan dilakukan di Sidogemah, Demak, seluas 8 ha.
"Kapan dilakukan penamanan, belum ada update kabar lagi. Begitupun soal luas sisanya," kata Benovita.
Terkait dampak proyek jalan tol terhadap masyarakat, ia menilai, pembangunan tersebut sudah melalui kajian, termasuk memperhitungkan dampak yang masuk dalam Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal).
Dampak ini bisa dikendalikan dengan keterlibatan masyarakat. Namun, ketika dampak ternyata tidak masuk ke Amdal, masyarakat dapat memberikan koreksi.
"Masyarakat bisa menyampaikan dampak dari pembangunan itu supaya menjadi koreksi," kata Benovita. (Iwan Arifianto)
Liputan ini merupakan bagian dari “Story Grant Bencana Akibat Kerusakan Ekologis” yang diadakan The Society of Indonesian Environmental Journalist (SIEJ) dan Ekuatorial. Terbit pertama kali di Tribunjateng.com Jateng pada Selasa, 26 Februari 2024.